Beranda

Hamil di Usia 40 Tahun ke Atas Tak Selalu Berisiko, Ada Juga Manfaatnya

INDONESIAONLINE – Penyanyi Syahrini dikabarkan tengah mengandung anak pertama. Dugaan ini mencuat saat postingan di akun Instagram-nya dipenuhi ucapan selamat dari teman-teman dekatnya.

Penyanyi kelahiran 1 Agustus 1980 itu memang telah lama mendambakan sosok buah hati bersama sang suami, Reino Barack.

Kabar bahagia tersebut turut disambut baik oleh publik yang juga telah menanti pasangan itu memiliki momongan. Namun, kehamilan Syahrini juga dikhawatirkan lantaran pelantun lagu Sesuatu itu kini telah berusia 43 tahun. Diketahui  kehamilan yang terjadi saat usia di atas 40 tahun bisa jadi berisiko bagi kesehatan ibu dan janin.

Manfaat Hamil di Usia 40 Tahun

Namun, hamil di usia kepala empat tidak selalu berisiko dan memiliki manfaat untuk ibu dan bayinya. Medical News Today menyebutkan bahwa memang tidak ada manfaat secara langsung terhadap kesehatan ketika ibu hamil usia di atas 40 tahun.

Hanya, bisa bermanfaat terhadap peningkatan kesejahteraan mental dan emosional si ibu.

Analisis pada 2015 dari ACOG menunjukkan bahwa dukungan dari pasangan serta hubungan yang berkualitas tinggi bisa mengurangi stres dan menurunkan risiko depresi usai melahirkan. Orang-orang pada usia 40 tahun juga umumnya sudah memiliki pekerjaan dan karir yang stabil.

Sehingga, biaya selama proses kehamilan, melahirkan hingga kebutuhan untuk anak dari segi pendidikan, kesehatan, maupun kehidupan sehari-hari bisa lebih terjamin. Secara stabilitas kehidupan, terutama dari sisi ekonomi tersebut tentu berpengaruh besar terhadap kesehatan mental ibu, ayah, dan anak.

Healthline juga menyebut kalau wanita berusia di atas 40 tahun bisa mendedikasikan lebih banyak waktu untuk membesarkan anak dibanding ketika usianya masih 20-an atau 30-an.

Risiko Hamil di Usia 40 Tahun

Di luar itu semua, para ibu-ibu hamil yang memasuki usai 40 tahun keatas juga harus waspada akan risiko-risiko yang mengintai. Lalu, apa saja risiko kehamilan di usia 40 tahun ke atas?

1. Kelainan genetik masih dari Medical News Today, bayi dengan ibu usia 40 tahun ke atas rentan mengalami kelainan genetik. Salah satu kelainan yang mungkin terjadi adalah down syndrome, kelainan genetik yang menyebabkan keterlambatan perkembangan dan intelektual anak.

Dikutip dari National Down Syndrome Society, ibu usia 40 tahun ke atas berpeluang memiliki anak dengan down syndrome sekitar 1 dibanding 100. Sementara pada usia 45 tahun, peluang tersebut meningkat menjadi 1 banding 30.

2. Keguguran.

Usia lebih tua membawa risiko keguguran yang lebih tinggi, terutama bagi wanita yang pernah mengalami keguguran sebelumnya. Studi yang diterbitkan oleh BMJ Journals (2019) menemukan, risiko keguguran pada wanita di atas 45 tahun adalah 53 persen, dibanding wanita usia 25-29 tahun yang sekitar 10 persen.

3. Komplikasi pada calon ibu.

Kehamilan pada wanita usia 45 tahun atau lebih meningkatkan risiko komplikasi. Beberapa komplikasi tersebut, antara lain: Diabetes gestasional atau kadar gula darah tinggi yang terjadi pada wanita hamil, Tekanan darah tinggi, serta Persalinan prematur.

Mengingat risiko-risiko di atas, kehamilan di usia 40 tahun atau lebih harus senantiasa dipantau oleh dokter maupun bidan. Beberapa wanita juga bisa melakukan pemeriksaan genetik untuk menilai kemungkinan memiliki bayi dengan kelainan. (mut/hel)

Exit mobile version