INDONESIAONLINE – Harga beras di Semarang, Jawa Tengah (Jateng) mengalami kenaikan signifikan dalam beberapa pekan terakhir. Kenaikan ini membuat sejumlah pedagang kesulitan mendapatkan pasokan dan bahkan kehabisan stok.

Berdasarkan pantauan di Pasar Peterongan Semarang, harga beras medium IR 64 naik dari Rp 12.000 per kilogram menjadi Rp 13.500 per kilogram. Sementara itu, harga beras premium naik dari Rp 14.000 per kilogram menjadi Rp 16.000 per kilogram.

Salah satu pedagang beras di Pasar Peterongan, Tuti mengatakan, kenaikan harga beras terjadi sejak awal Februari 2024. Ia mengaku kesulitan mendapatkan pasokan beras dari distributor.

“Stok beras saya sekarang menipis. Saya sudah beberapa hari ini tidak mendapatkan pasokan beras dari distributor,” kata Tuti, Selasa (20/2/2024).

Baca Juga  Stok Beras di Jawa Timur Aman hingga 6 Bulan ke Depan

Pedagang lain, Dedi mengatakan, kenaikan harga beras disebabkan oleh beberapa faktor, seperti cuaca buruk yang mengganggu panen padi dan berkurangnya pasokan beras dari luar daerah.

“Cuaca buruk membuat panen padi gagal. Selain itu, pasokan beras dari luar daerah juga berkurang,” kata Dedi.

Kenaikan harga beras ini pun dikeluhkan para pembeli. Ana, salah seorang pembeli, mengatakan bahwa kenaikan harga beras membuat pengeluarannya bertambah.

“Harga beras naik terus. Ini membuat pengeluaran saya bertambah. Saya berharap pemerintah bisa segera mengatasi masalah ini,” ucap Ana.

Terpisah, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Semarang, Nyaminik mengatakan, pihaknya sedang melakukan monitoring dan koordinasi dengan distributor beras untuk memastikan ketersediaan pasokan beras di Semarang.

Baca Juga  Antrean Panjang Warga Kepanjen Berburu Beras Murah

“Kami juga akan melakukan operasi pasar untuk menstabilkan harga beras,” kata Nyaminik.

Senada, Plt Asisten Ekonomi, Pembangunan dan Kesejahteraan Rakyat Semarang, Hernowo Budi Luhur mengatakan, beberapa penjual beras memang sedang susah.

“Saya tidak tahu persis distribusinya, tetapi kami dari sisi produksi memang sedang memasuki masa tanam. Jadi memang kami dari sisa panen kemarin sisi produksi kita juga kesulitan,” ucap Budi.