INDONESIAONLINE-Turunnya harga telur ayam dalam setahun terakhir membuat peternak di Kabupaten Blitar di ambang kebangkrutan. Berbagai cara dilakukan, selain menyampaikan aspirasi dan protes kepada pemerintah, para peternak juga menggelar ritual.
Ya, belakangan ini ritual tersebut banyak dilakukan oleh para peternak di Kabupaten Blitar menyusul harga telur yang tak kunjung naik. Seperti petani di Desa Dadapanggu, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar. Para petani membawa tetua desa yang dipercaya memiliki kekuatan gaib untuk memimpin ritual, doa bersama dan bala tola yang digelar di kandang ayam, Sabtu (26/2/2022).
“Tujuan kami mengadakan ritual tola bala ini agar peternakan UMKM (usaha mikro, kecil dan menengah) bisa bangkit kembali. Kondisi kami saat ini sangat buruk, berantakan, harga telur jatuh,” kata Miftah, salah satu petani dari Desa Dadaplangu.
Ia menjelaskan, sudah hampir setahun peternak mengalami kerugian besar akibat anjloknya harga telur. Saat ini harga telur ayam berkisar Rp. 15.000 hingga Rp. 16.000 per kilogram. Kondisi ini membuat banyak petani berutang kepada perbankan untuk menutupi kerugian. Tidak sedikit peternak yang gulung tikar karena kerugian yang sudah sangat besar.
”Saya sendiri punya 10.000 ayam petelur. Kerugian saya jika dihitung mencapai 2 hingga 3 juta rupiah per hari. Kami sudah mengadu ke pemerintah tapi tidak ada hasilnya. Jadi jalan satu-satunya ya, kita melakukan ritual dan berdoa memohon kepada Allah SWT agar harga telur dinaikkan agar kita para peternak bisa bangkit dari keterpurukan,” ujarnya.
Dalam ritual ini, para tetua desa membawa sesajen berupa kemenyan lengkap dengan bunga setaman dan telur ayam jawa. Para tetua desa juga membawa air yang telah diberi mantra untuk disiramkan pada ayam-ayam yang ada di kandang. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk menangkal energi jahat dan memohon kepada sang pencipta untuk memberikan kesejahteraan bagi para peternak.
Kiai Kasan, seorang tetua desa yang didatangkan oleh para peternak yang dipercaya memiliki kesaktian, mengatakan bahwa ritual semacam ini merupakan ritual yang sudah menjadi tradisi di Desa Dadapanggu. Dengan ritual ini, diharapkan usaha peternakan yang saat ini sedang terpuruk bisa meningkat.
”Ritual ini sebagai bala ruwatan dan tola. Semoga kita semua dijauhkan dari wabah penyakit dan dunia peternakan menjadi lebih baik kedepannya. Harga telur kembali tinggi dan petani sejahtera,” pungkas Kasan.