INDONESIAONLINE – Survei terbaru yang dilakukan Lembaga Studi Indonesia (LSI) menyatakan tidak ada partai non-parlemen atau partai baru Pemilu 2024 yang melewati ambang batas parlemen untuk memenuhi syarat menjadi anggota Dewan Rakyat DPR RI di Senayan, Jakarta.
Hal tersebut disampaikan dalam rilis survei yang dilakukan pada 29 Januari-5 Februari 2024.
Pada simulasi surat suara DPR RI pada Pemilu 2024, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menjadi pemimpin dengan perolehan skor 19,5 persen. Disusul Partai Gerindra 18 persen dan Partai Golkar 13,3 persen.
Lalu, PKB 9,4 persen, NasDem 6 persen, Demokrat 5,8 persen, PKS 5,7 persen, dan PAN 5,2 persen. Sedangkan PPP mencatatkan angka 2,4 persen.
Selanjutnya, partai non-parlemen seperti PSI dan Perindo sama-sama mendapat 1,2 persen.
Kemudian, Partai Gelora 0,4 persen, Partai Buruh 0,3 persen, PKN 0,3 persen, Partai Hanura 0,3 persen, PBB 0,2 persen, Partai Ummat 0,2 persen, dan Partai Garuda 0,1 persen.
Responden survei ini juga tercatat sebanyak 10,3 persen tidak tahu/tidak menjawab.
“Ada delapan partai yang sepertinya cukup, kalau dilihat dari angka-angka itu sudah melewati ambang batas parlemen (parliamentary treshold) 4 persen. Dan semuanya merupakan partai di parlemen,” ujar Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia, Djayadi Hanan dalam siaran online, Sabtu (10/2/2024).
Djayadi menjelaskan, PPP masih berpeluang kembali masuk parlemen pada pemilu 2024. Hal ini terkait margin error survei ini yang berkisar 2,9 persen.
Selain itu, Djayadi juga menegaskan pengambilalihan partai non-parlemen dan partai baru yang tercatat tidak mencapai ambang batas parlemen.
“Partai non-parlemen dan partai baru tidak terlihat ada yang melampaui ambang batas parlemen 4 persen. Meski tentu masih ada kemungkinan perubahan karena masih banyak yang belum menentukan pilihan,” jelas Djayadi.
Dalam kesimpulan survei ini, Djayadi menjelaskan basisnya adalah Gerindra, Golkar, Demokrat, PAN, PPP, PSI, Gelora, PKN, dan Garuda. Kebanyakan dari mereka mendukung calon presiden (capres)-calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Sementara basis PKB, NasDem, PKS, Buruh, dan Ummat paling banyak mendukung pasangan nomor 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Cak Imin).
Sementara pasangan nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD lebih banyak mendapat dukungan dari kubu PDIP, Perindo, Hanura, dan PBB.
Metodologi pengambilan sampel ini menggunakan multistage random sampling. Sebanyak 1.220 responden dilibatkan dalam wawancara tatap muka dalam survei ini. Margin of error survei ini sebesar 2,9 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen (dengan asumsi simple random sampling).
Sebelumnya, Pusat Populi juga menyatakan PDIP menempati posisi teratas dalam survei yang dilakukan pada 27 Januari-3 Februari 2024 dengan perolehan 17,4 persen.
Selain itu, Partai Gerindra memperoleh 16 persen, Golkar 11,7 persen, PKB 9,5 persen, PKS 6,9 persen, Demokrat 6,4 persen, PAN 6,3 persen, NasDem 5,1 persen, dan PPP 2,3 persen.
Sampel responden dalam survei ini tersebar secara proporsional di 38 provinsi di Indonesia, termasuk empat Daerah Otonomi Baru (DOB) di wilayah Papua.
Sementara itu, survei terbaru Political Weather Station (PWS) menunjukkan elektabilitas Partai Gerindra akan menempati peringkat pertama atas PDIP yang berada di peringkat kedua jika Pemilihan Legislatif (Pileg) 2024 digelar kali ini.
Survei ini menunjukkan elektabilitas Partai Gerindra sebesar 21,8 persen. Kemudian disusul PDIP dengan 18,5 persen, dan Partai Golkar dengan 10,2 persen di posisi kedua dan ketiga.
Lalu, ada PKB yang mendapat elektabilitas 8,7 persen, Partai Demokrat 8,5 persen, PKS 8,1 persen, Partai NasDem 7,8 persen, PAN 4,1 persen. Partai-partai tersebut masih memenuhi ambang batas parlemen sebesar 4 persen.
Lebih lanjut, PWS menyatakan PSI, PPP, dan Perindo kemungkinan tidak akan lolos menjadi anggota parlemen karena memiliki elektabilitas di bawah 4 persen. PSI dalam survei ini mendapat 3,5 persen, PPP 3,2 persen, dan Perindo 3,1 persen.