INDONESIAONLINE – Bagi pengidap asam lambung berat, berpuasa selama hampir 14 jam menjadi sebuah tantangan. Sebab, perut kosong bisa menjadi salah satu pemicu risiko kambuhnya asam lambung.

Namun, ahli gastroentero hepatologi dr Syifa Mustika, Sp.PD-KGEH FINASIM mengatakan bahwa anggapan puasa menjadi penyebab asam lambung naik itu adalah salah kaprah.

“Menurut hasil penelitian yang dipublikasikan di jurnal penyakit dalam, Acta Medica Indonesiana, membuktikan bahwa keluhan GERD (asam lambung kronis) saat menjalani puasa Ramadan lebih ringan dibanding ketika tidak menjalani puasa Ramadan karena puasa mendorong pola makan kita lebih teratur,” ucap dr Syifa, seperti dikutip dari rilis resmi Tokopedia.

“Dengan berpuasa artinya kita melakukan detoksifikasi. Karena kita memberi sinyal kepada saluran cerna untuk beristirahat dari aktivitas mencerna makanan. Sehingga gerak organ pencernaan lebih senggang mengikuti ritme bulan puasa,” tambah dr Syifa.

Oleh karenanya, agar puasa dapat dikategorikan sebagai detoksifikasi, berikuti ini tips dari dr Syifa Mustika untuk pengidap asam lambung.

1. Pastikan sahur

Untuk menghindari asam lambung naik, pastikan sahur. Menurut dr Syifa, sahur sangatlah penting agar lemak mulai disimpan sebagai cadangan tubuh. Namun pastikan untuk mengonsumsi makanan sehat, agar memberi nutrisi pada tubuh.

Baca Juga  Lupa Mandi Junub, Sahkah Puasanya?

“Jika sahur mendekati waktu imsak, konsumsi makanan berserat seperti roti gandum, telur, dan susu oats bisa jadi solusi bagi pengidap asam lambung,” tambah dr Syifa.

Saat ini masyarakat dapat dengan mudah menemukan berbagai pilihan makanan sehat dan bernutrisi untuk dikonsumsi saat Ramadan di aplikasi Tokopedia. Data internal Tokopedia mencatat kacang, makanan ready to eat (siap makan), biskuit & wafer, keripik, dan camilan beku merupakan subkategori makanan yang populer pada awal Ramadan 2023.

2. Konsumsi makanan berserat

Pengidap asam lambung disarankan mengonsumsi makanan berserat saat sahur. “Manfaat serat tak hanya untuk melancarkan BAB, tetapi juga dapat membuat pengidap GERD kenyang lebih lama. Selain itu, untuk mengatasi kondisi dispepsia alias kembung, sebaiknya atur frekuensi makan dan menambah suplemen,” jelas dr Syifa.

Salah satu suplemen tambahan yang mampu mengurangi risiko asam lambung naik adalah, sarang burung walet atau birdnest. Salah satu pelaku usaha Tokopedia asal Medan, Sumatra Utara Dollarnest bisa menjadi pilihan masyarakat untuk mendapatkan suplemen tambahan sarang burung walet yang juga mengandung tinggi serat.

“Menurut pengalaman konsumen Dollarnest, mereka merasa mendapatkan khasiat asam lambung berkurang setelah konsumsi Dollarnest Signature siap minum. Apalagi proses produksi Dollarnest sangat mengutamakan higienitas, dan tanpa menggunakan pengawet serta tambahan bahan kimia apa pun. Kami juga mengikuti standar ketat untuk barang konsumsi,” ucap pemilik usaha Dollarnest, Dolly Tan.

Baca Juga  Efektif Turunkan Berat Badan: Puasa atau Makan Porsi Sedikit? 

Sementara menurut dr Syifa, kandungan sarang burung walet yang tinggi akan serat, memang baik untuk kesehatan. “Dengan tinggi serat, konsumsi sarang burung walet saat sahur atau berbuka bisa lebih cepat kenyang. Selama tidak ada vitamin C dosis tinggi, aman saja untuk dikonsumsi bagi pengidap asam lambung berat,” tanggap dr Syifa.

3. Minum obat secara teratur

Bagi pengidap asam lambung berat, dr Syifa menganjurkan untuk melakukan konsultasi terlebih dahulu dengan dokter jika ingin menjalani puasa.

“Obat wajib diminum rutin sebelum makan sahur atau dalam keadaan perut kosong. Fungsinya untuk menjaga kestabilan tubuh selama 10-12 jam ke depan,” anjuran dr Syifa.

4. Berbuka puasa secukupnya dan tidak konsumsi menu yang merangsang

Menurut dr Syifa, hindari makan gorengan, ketan, serta minuman asam, kecut, dan berkarbonasi. “Ketika berbuka puasa, sistem pencernaan dalam mode lambat, sebaiknya berbuka dengan yang manis karena mudah dicerna, seperti kurma dan buah-buahan dengan kandungan air dan serat yang tinggi, seperti buah naga, pisang, dan semangka,” tambahnya. (bn/hel)