INDONESIAONLINE – Pasukan Israel tidak hanya menghadapi perlawanan Hamas dan kelompok lain di Palestina. Tetapi, tentara Israel dilaporkan tewas karena infeksi jamur mematikan. Peristiwa ini terjadi di tengah serangan yang mereka gencarkan ke Gaza, Palestina.

Menurut laporan penyiaran publik Radio Reshet Bet, pasukan Israel yang terinfeksi jamur mematikan itu mengalami kondisi yang serupa. Kebanyakan dari mereka terinfeksi pada bagian tubuh yang memiliki luka terbuka dan dalam.

Dokter telah melakukan semua pengobatan yang tersedia, termasuk pilihan eksperimental dari luar negeri dan berkonsultasi dengan banyak ahli. Tapi, para tentara yang terinfeksi itu tewas.

Dikutip dari YNet News pada Sabtu (30/12/2023), setidaknya 10 tentara lainnya dilaporkan mengalami infeksi serupa yang kemungkinan besar berasal dari tanah terkontaminasi limbah.

Prof Galia Rahav, kepala Unit Penyakit Menular dan Laboratorium di Sheba Medical Center, mengatakan beberapa jenis jamur dan bakteri yang kebal antibiotik telah didiagnosis terhadap tentara yang mengalami cedera anggota badan. “Kami tahu ada bakteri yang sangat resisten di Gaza,” katanya.

Baca Juga  Seleb TikTok Bela Palestina meski Diundang dan Hendak Dijadikan Buzzer Israel

“Kami mengetahui hal ini dari penelitian sebelumnya yang kami lakukan dengan dokter setempat. Dan kami telah melihat bakteri seperti ini dari anak-anak yang dibawa ke Israel dari Gaza untuk perawatan medis,” sambung Prof Rahav.

Sebagian besar infeksi yang ditemukan pada tentara yang terluka ini juga kadang-kadang terdeteksi di Israel. Namun, bakteri ini ditemukan pada individu yang terpapar bakteri ini selama dirawat di rumah sakit dan bukan sebelumnya.

“Di sini, kita melihatnya pada tentara yang kembali langsung dari medan perang,” kata Rahav. “Kontak dengan tanah dan lumpur di sana menyebabkan paparan terhadap bakteri resisten, serta jamur,” ungkapnya lagi.

Sementara menurut ahli epidemiologi Profesor Nadav Davidovitch, infeksi jamur yang terjadi pada anggota pasukan Israel itu sangat berbahaya. Infeksi yang terjadi pada luka terbuka dapat menjadi masalah kesehatan yang sulit ditangani.

Baca Juga  Qatar Bela Palestina, Ancam Hentikan Ekspor Gas jika Gaza Terus Dibom

“Kita berbicara soal tentara yang berada di lapangan selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan kemudian terluka parah. Misalnya karena ledakan yang mematahkan tulang dan menghancurkan kulitnya,” ujar Nadav. “Jika ia terbaring di tanah terkontaminasi, mungkin karena kotoran, lukanya bisa terinfeksi. Kita melihat hal ini pada perang-perang sebelumnya. Ini bukan sesuatu yang baru,” sambungnya.

Beberapa badan kesehatan dan lingkungan hidup sebelumnya sudah memberikan peringatan semenjak awal ketika Israel terus melakukan serangan di Gaza. Serangan yang terus-menerus dapat mengakibatkan bencana lingkungan hingga hancurnya sistem pengolahan limbah di Palestina.

“Beberapa dari mereka yang terluka di Gaza menderita infeksi kompleks yang disebabkan oleh kondisi di lapangan. Tanah tidak steril dan mengandung bakteri dan jamur. Jika ada luka yang terbuka dikhawatirkan akan menembus dan mencemari area tersebut,” ucap Prof Eyal Leshem dari Unit Penyakit Menular dan Laboratorium Pusat Medis Sheba. (mut/hel)