INDONESIAONLINE – Militer Israel mengatakan pasukannya siap menghadapi pejuang Hamas di seluruh Jalur Gaza. Hal tersebut mengindikasikan rencana Israel yang akan melakukan serangan darat di wilayah Gaza selatan yang dipenuhi dengan pengungsi.

Diketahui, peperangan kembali terjadi setelah berakhirnya gencatan senjata selama tujuh hari antara pasukan Israel dan militan Hamas. Di mana dalam gencatan senjata tersebut, setidaknya 105 sandera yang ditahan oleh Hamas telah dibebaskan dan Israel membebaskan 240 tahanan Palestina.

Penduduk Gaza mengatakan bahwa mereka khawatir serangan darat Israel di wilayah selatan akan segera terjadi. Tank-tank telah memotong jalan antara Khan Younis dan Deir Al-Balah di Gaza tengah, yang secara efektif membagi Jalur Gaza menjadi tiga.

Pada Senin (4/12/2023), militer Israel mengirim pernyataan ke X (Twitter) yang berisi perintah baru kepada warga Gaza untuk mengevakuasi sekitar 20 area atau blok di Jalur Gaza. Di mana dalam unggahan tersebut, ada tiga anak panah di peta dan semuanya mengarah ke selatan, sehingga diduga Israel meminta warga sipil untuk pindah ke Gaza Selatan.

Israel mengatakan pihaknya menetapkan zona aman bagi warga sipil Gaza untuk meminimalkan dampak buruk terhadap mereka. Namun para pejabat PBB dan masyarakat di Gaza mengatakan sulit untuk mematuhi perintah ini secara real-time, mengingat akses internet yang tidak merata dan listrik yang tidak dapat diandalkan.

Pejabat Hamas yang berbasis di Lebanon, Osama Hamdan, mengatakan bahwa tidak ada wilayah yang aman di Gaza.

Baca Juga  Banjir, Bandara Dubai Lumpuh

Paling anyar, Israel juga telah mengebom pesawat perang dan artileri yang berada di Khan Younis dan Rafah, kota lain di selatan Gaza, kata warga. Saat ini rumah sakit berjuang untuk mengatasi korban luka akibat pengeboman itu.

Juru bicara pemerintah Israel Eylon Levy mengatakan militer telah menyerang lebih dari 400 sasaran selama akhir pekan. Termasuk serangan udara ekstensif di wilayah Khan Younis dan juga membunuh militan Hamas serta menghancurkan infrastruktur mereka di Beit Lahiya di utara.

Sementara itu, Hamas mengatakan para pejuangnya bentrok dengan pasukan Israel sekitar 2 km (1 mil) di kota selatan Khan Younis.

“IDF (Pasukan Pertahanan Israel) terus memperluas operasi daratnya terhadap pusat-pusat Hamas di seluruh Jalur Gaza,” kata juru bicara militer Israel Laksamana Muda Daniel Hagari kepada Reuters di Tel Aviv.

“Pasukan ini berhadapan langsung dengan teroris dan membunuh mereka,” imbuh Hagari.

Israel mengatakan pada hari Senin bahwa jumlah korban tewas militer akibat operasi darat di Gaza telah meningkat menjadi 76 orang.

Pada Senin pagi, media Hamas mengutip layanan darurat yang mengatakan serangan Israel menewaskan tiga pekerja darurat sipil di Kota Gaza, tepatnya di utara wilayah pesisir tersebut.

Kamp pengungsi Jabalia di utara Gaza yang dikuasai Hamas menjadi salah satu lokasi yang dilaporkan terkena serangan udara pada hari Minggu.

Baca Juga  Palestina Bakal Lapor FIFA setelah Laga Sepak Bola Ditembak Gas Air Mata oleh Israel

Juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan beberapa orang tewas akibat serangan udara Israel.

Rekaman yang diperoleh Reuters menunjukkan seorang anak laki-laki yang ditutupi debu abu-abu, duduk menangis di tengah reruntuhan semen dan puing-puing bangunan yang runtuh. Tampak juga, seorang gadis dengan kaus merah jambu juga tertutup debu, berdiri di antara tumpukan puing.  “Ayahku syahid,” serunya dengan suara serak.

Serangan terhadap pelayaran di Laut Merah bagian selatan pada hari Minggu meningkatkan kekhawatiran akan meluasnya konflik.

Departemen Pertahanan AS mengatakan tiga kapal komersial diserang oleh gerakan Houthi yang bersekutu dengan Iran (membela Hamas) di perairan internasional Laut Merah. Akibatnya, sebuah kapal perusak AS yang beroperasi di wilayah tersebut menembak jatuh tiga drone saat kapal tersebut menyalakan panggilan darurat.

Seorang juru bicara Houthi mengatakan angkatan lautnya telah menyerang dua kapal Israel di Laut Merah dengan drone bersenjata dan rudal pada hari Minggu. Namun juru bicara militer Israel mengatakan kedua kapal tersebut tidak ada hubungannya dengan Israel.

Hingga Senin (4/12/2023), menurut data Kementerian Kesehatan Gaza, lebih dari 15.523 orang telah tewas dalam kurang lebih dua bulan peperangan yang terjadi antara Israel dan Hamas. Sementara itu serangan Hamas kepada Israel pada 7 Oktober diklaim menewaskan 1.200 warga Israel dan sekitar 240 orang disandera. Israel mengatakan Hamas masih menyandera 136 orang.