INDONESIAONLINE – Bukan hanya negara-negara di Asia Timur yang mengalami krisis populasi. Di Eropa, Italia juga dilanda krisis populasi.

Pada 2022, angka kelahiran Italia mencetak rekor terendah yakni di bawah 400 ribu. Biro statistik nasional ISTAT pada Jumat lalu menyebut populasi di Negeri Pizza itu terus menyusut.

Pemerintah Italia menilai ‘kelangkaan’ bayi ini menjadi situasi darurat nasional. “Tahun lalu, Italia mencatat lebih dari 12 kematian untuk setiap tujuh kelahiran dan populasi penduduk turun 179 ribu menjadi 58,85 juta.

Penurunan populasi agak melambat dibandingkan tahun 2021 dan 2020. Dampak pandemi covid-19 disebut ikut berpengaruh.

“Italia mencatat 392.600 kelahiran pada 2022, turun dari 400.249 tahun sebelumnya,” kata ISTAT. “Faktor utamanya adalah pengurangan dan penuaan populasi wanita dalam kelompok usia 15-49 tahun yang secara konvensional dianggap reproduktif,” kata institut tersebut dalam sebuah catatan.

Baca Juga  Polisi Swedia Larang Unjuk Rasa Bakar Al-Quran, Pengadilan Malah Mencabut

Angka kesuburan wanita ikut anjlok dari semula 1,25 anak per wanita menjadi 1,25. Penurunan ini paling banyak ditemukan di wilayah negara bagian tengah dan utara.

ISTAT memperkirakan pada bulan September, Italia dapat kehilangan hampir seperlima penduduknya, dengan populasi yang akan menurun, berdasarkan skenario dasar, menjadi 54,2 juta pada tahun 2050 dan 47,7 juta pada tahun 2070.

Dalam laporan terbarunya, ISTAT mengatakan satu dari empat orang di Italia berusia di atas 65 tahun. Sementara jumlah centenarian atau berusia lebih dari 100 tahun meningkat tiga kali lipat menjadi 22.000 selama 20 tahun terakhir.

Harapan hidup saat lahir mencapai 82,6 pada tahun 2022, dengan orang-orang di daerah tengah dan utara yang kaya hidup lebih lama daripada di daerah selatan dengan pendapatan lebih rendah. .

Baca Juga  Israel Makin Terancam, Pemimpin Hizbullah Serukan Pembalasan Kematian Saleh Al-Arouri

Secara keseluruhan, pria yang lahir di Italia memiliki peluang harapan hidup hingga 80 tahun enam bulan dan wanita hingga hampir 85 tahun. (red/hel)