INDONESIAONLINE – Terjadinya kasus bentrokan antarperguruan silat di Desa Sukorejo, Kecamatan Bangorejo, Banyuwangi, diharapkan menjadi peristiwa terakhir.

Pernyataan tersebut disampaikan Samsudin, kepala fesa (kades) Sukorejo saat mendampingi warga di Kantor Pengadilan Negeri (PN) Banyuwangi Rabu (10/08/2022).

Menurut dia, pesilat yang tengah bertikai harus saling menyadari apa yang terjadi bisa menjadi pelajaran bagi semua pihak. ”Tidak usah diperpanjang karena kalau nanti terus ada kesalahpahaman, buntutnya terlalu panjang. Dampaknya bernilai tidak kecil, termasuk konsentrasi teman-teman yang menjadi korban. Betul-betul menyita konsentrasi dan waktu semua pihak,” ucapnya.

Alumni Fakultas Sastra Universutas Jember itu menuturkan ke depan pihaknya yakin dan percaya kepada aparat penegak hukum  khususnya kepolisian  karena sebagapi lembaga yang berwenang dan profesional.

Baca Juga  Apresiasi Forum Jurnalis Nahdliyin, Pimpinan DPRD Jatim: FJN Punya Peran untuk Mengenalkan Pemimpin atau Calon Pemimpin

 “Tentunya untuk prediksi,  misalnya ada potensi terjadi gesekan seperti yang terjadi kemarin itu. Karena di Desa Sukorejo sudah terjadi dua kali. Pertama tahun 2019 dan ini jangan terjadi lagi. Kami mengandalkan profesionalisme aparat kepolisian karena peserta yang terlibat bukan dari luar daerah yang datangnya bisa diprediksi,” ujar kades Sukorejo.

Seperti diberitakan sebelumnya, ratusan warga Perguruan Silat (PS) Pagar Nusa dari wilayah selatan Banyuwangi didampingi beberapa pendekar sepuh, tokoh NU, dan kades Sukorejo  mendatangi kantor Pengadilan Negeri (PN) Banyuwangi  pada Rabu (10/08/2022).

Kedatangan ratusan warga pria, wanita dan remaja tersebut untuk memberikan dukungan moral terhadap beberapa anggota PS Pagar Nusa menjalani sidang sebagai terdakwa dalam kasus gesekan antar-perguruan silat di Desa Sukorejo beberapa waktu lalu.

Baca Juga  Wanita di Jabung Akhiri Hidup Gantung Diri dengan Selendang Merah