INDONESIAONLINE – Mulai tahun 2025, pemerintah akan memberikan hadiah ulang tahun istimewa bagi seluruh warga negara Indonesia: skrining kesehatan gratis. Program dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) ini bertujuan untuk mendeteksi dini berbagai penyakit berdasarkan kelompok usia.
“Skrining ini adalah hadiah ulang tahun dari negara kepada masyarakat, dilakukan setiap hari ulang tahun untuk memastikan kesehatan terpantau secara dini,” kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, dilansir laman resmi Kemenkes, Minggu (3/11).
Berbeda dengan skrining Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) BPJS Kesehatan yang mencakup 14 jenis penyakit, skrining ulang tahun ini dirancang lebih komprehensif dan fokus pada penyakit yang umum pada tiap kelompok usia:
Balita: Penyakit bawaan seperti hipotiroid kongenital.
Remaja (di bawah 18 tahun): Obesitas, diabetes, dan kesehatan gigi.
Dewasa: Kanker (payudara, serviks, prostat).
Lansia: Alzheimer, osteoporosis, dan gangguan kesehatan terkait penuaan.
Cara Mendapatkan Skrining Gratis
Warga yang berulang tahun cukup datang ke puskesmas terdekat dengan membawa identitas diri. Petugas akan memverifikasi data melalui sistem kependudukan dan memfasilitasi pemeriksaan sesuai kategori usia.
“Warga yang berulang tahun cukup mendatangi puskesmas terdekat dengan membawa identitas, dan petugas akan memverifikasi data berdasarkan basis data kependudukan untuk mengakses layanan ini,” jelas Budi.
Program skrining ulang tahun ini diharapkan dapat mendeteksi lebih banyak penyakit sehingga masyarakat bisa mendapatkan penanganan lebih awal. “Program ini dirancang khusus untuk mendeteksi penyakit sesuai usia, sehingga risiko kematian dan kecacatan bisa diminimalkan,” tambah Budi.
Skrining gratis ini akan tersedia di puskesmas dan sekolah (untuk anak-anak dan remaja). Kemenkes bekerja sama dengan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil dan berbagai pihak lain untuk memastikan pelaksanaan program yang optimal.
Program ini juga mencakup deteksi dini kanker payudara gratis untuk meningkatkan kesadaran dan partisipasi perempuan dalam pemeriksaan. Data Globocan (2022) menunjukkan sekitar 66.000 kasus kanker payudara terjadi di Indonesia, dengan angka kematian mencapai 30%. Selain kanker payudara, skrining juga mencakup kanker serviks, kanker hati, dan hepatitis, semuanya tanpa biaya tambahan (bn/dnv).