INDONESIAONLINE – Abdullah ibn Al-Zubair putra Al-Zubair ibn Al-Awwam menorehkan sejarah sebagai Muhajirin pertama yang lahir di Madinah. Kelahirannya, sekitar dua puluh bulan setelah hijrah Rasulullah SAW (atau menurut sumber lain, pada tahun 1 H), menandai momen penting bagi komunitas Muslim.
Buku Tarikh Khulafa Imam As-Suyuthi dan Ensiklopedia Biografi Sahabat Nabi mencatat peristiwa tersebut sebagai kabar gembira yang disambut meriah oleh kaum Muhajirin, bahkan hingga konvoi keliling kota Madinah.
Kelahiran Abdullah yang diberi nama lengkap Abdullah ibn Al-Zubair bin Awwam bin Khuwailid bin Asas bin Abdil Uzza bin Qushay Al-Asadi juga membantah klaim orang-orang Yahudi yang menyatakan telah menyihir kaum Muhajirin sehingga mandul. Rasulullah SAW sendiri turut merayakan kelahirannya dengan mengolesi langit-langit mulut bayi Abdullah dengan kurma.
Tumbuh di lingkungan Islami yang kuat, Abdullah ibn Al-Zubair dikenal sebagai sosok yang taat beribadah. Ia rajin berpuasa, mengerjakan salat malam hingga menjelang pagi dengan membagi waktunya menjadi tiga sesi: berdiri, rukuk, dan sujud. Kehidupan spiritualnya yang intensif diimbangi dengan kepribadiannya yang pemberani dan menjunjung tinggi silaturahmi.
Meskipun turut serta dalam peperangan bersama ayahnya, Abdullah ibn Al-Zubair lebih banyak menghabiskan waktu bersama ibunya, Asma binti Abu Bakar.
Kisah mengharukan terungkap saat ia membela ibunya dari perlakuan kasar ayahnya. Meskipun diancam talak oleh Al-Zubair jika berani masuk kamar ibunya, Abdullah tetap nekat masuk, mengakibatkan jatuhnya talak dan Asma hidup bersama putranya. Asma kemudian berperan penting dalam mendidik Abdullah dan menanamkan nilai-nilai luhur kepadanya.
Kehidupan Abdullah ibn Al-Zubair mencerminkan keteguhan iman dan kepatuhan pada ajaran Islam. Kelahirannya yang penuh berkah, diiringi dengan kisah keberaniannya membela ibunya, menjadi bukti nyata keberanian dan pengabdiannya. Kisah hidupnya patut dikenang sebagai bagian integral dari sejarah awal Islam (as/dnv).