Kematian Mendadak Puluhan Sapi di Kota Batu Diduga Diracun

Kematian Mendadak Puluhan Sapi di Kota Batu Diduga Diracun
Kandang sapi milik warga Beji Kota Batu yang sempat dikosongkan pasca-kematian mendadak beberapa sapi. (prasetyo/jtn group)

INDONESIAONLINE – Kematian mendadak puluhan sapi di Desa Beji, Kecamatan Junrejo, Kota Batu, elakangan diselidiki ada dugaan pengaruh racun bahan kimia.

Usai visum dan pemeriksaan bangkai sapi, warga menduga ada kesengajaan bahwa sapi-sapi tersebut diracun pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab dengan bahan kimia sejenis potasium.

“Setelah kena (kematian mendadak), dilihat pembuluh darah rusak, sampai hati dan limpa sudah hancur. Matinya cepat,” urai Kepala Desa Beji Deny Cahyono, Rabu (21/8/2024).

Deny dan warga peternak lain yang terdampak merasakan adanya kejanggalan. Yakni gejala yang dialami hanya pada 1-2 ekor dalam sekali waktu secara singkat. Sehingga ia meyakini tak ada keracunan yang berasal dari pakan yang diberikan  ke seluruh sapi dalam satu peternakan.

“Kalau karena makanan seperti rumput dan konsentrat, semuanya pasti akan kena karena terbagi merata. Tetapi ini yang mati hanya satu ekor sekali kejadian, berulang di tempat berbeda,” jelasnya.

Terakhir, pada Senin, 19 Agustus 2024 lalu, Deny menyaksikan proses visum sapi mati milik salah seorang warga Desa Beji. Petugas Bidang Peternakan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Distan-KP) Kota Batu didampingi puskeswan, babinsa dan bhabinkamtibmas desa setempat.

Alhasil, diungkapkan bahwa ada bahan kimia yang terkandung dan meracuni tubuh sapi-sapi siap potong tersebut. Hal ini yang menyebabkan pembuluh dara rusak dan mengubah warna sebagian besar organ dalam menjadi merah. Ciri-ciri tersebut diyakini warga karena zat sejenis potasium.

“Dugaannya karena potasium. Karena kalau zat lain atau keracunan juga biasanya tidak serusak itu. Dan bisa bertahan gejala lemas sampai beberapa hari atau satu minggu,” ungkapnya.

Dikatakan Deny, sebagian warga Desa Beji diketahui memiliki hewan ternak sapi. Ia menggambarkan sekitar 60 persen penduduk desa. Dalam kejadian ini, total ada 21 sapi dari sebanyak 11 peternak di Desa Beji. Sapi mereka mengalami kematian mendadak 1 sampai 5 ekor dalam waktu yang berbeda-beda. Diduga diracun orang tak dikenal dengan menaruh bahan kimia di pakan sapi siap potong.

Warga juga mencari tahu kejanggalan ini dari aktivitas jual beli daging. Dari dugaan sementara oleh warga, sapi siap potong sengaja dimatikan agar bangkainya bisa dibeli dengan harga murah untuk dijual dagingnya oleh blantik. Meski mengetahui sejumlah oknum terkait, warga belum bisa mengungkapkan karena kekurangan barang bukti. Sehingga kasus ini diserahkan ke kepolisian.

Pasca-visum dilakukan, pihak peternak yang menjadi korban melaporkan kejadian ke polisi. Sebagai langkah-langkah lebih lanjut, pihak desa mengimbau kepada masyarakat khususnya yang memiliki hewan ternak untuk melakukan pemagaran pada kandang dan mengunci pintu. Ditambah dengan memasang sejumlah kamera CCTV di kandang untuk mencegah hal serupa terjadi.

“Sudah diimbau untuk dipagar dan mengunci kandang. Selain itu, beberapa sudah memasang CCTV untuk pengaman sampai ada yang berjaga agar tidak ada orang masuk sembarangan,” imbuhnya.

Diberitakan sebelumnya, sejumlah peternak di Kota Batu dibuat resah akibat sapi mereka tiba-tiba mati mendadak dalam beberapa bulan terakhir. Seperti yang baru terjadi di kawasan Desa Beji, Kecamatan Junrejo, Kota Batu. Salah satu peternak dibuat kaget lantaran sapi tiba-tiba terjatuh tak sadarkan diri hingga meninggal pada Minggu (18/8/2024) malam.

Dokter hewan Puskeswan RPH Kota Batu juga sudah memeriksa. Ditemukan beberapa kejanggalan pada organ tubuh sapi yang mati.

Diketahui saat tim RPH mengambil beberapa bagian organ dalam tubuh sapi, didapati beberapa organ yang tidak wajar dan tidak umum. Misalnya ada perubahan warna pada organ sapi yang mati seperti  jeroan. Kemudian juga didapati perubahan warna pada usus. Jika umumnya usus pada sapi yang sehat warnanya putih, ditemukan warna menjadi kemerahan. Diduga perubahan organ ini karena ada keracunan pada tubuh sapi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *