Beranda

Kembali dari Rusia, “Dokumen Misterius” PDI-P Justru Bicara Ancaman Internal Partai

Kembali dari Rusia, “Dokumen Misterius” PDI-P Justru Bicara Ancaman Internal Partai
Layar tangkap Pakar pertahanan Connie Rahakundini Bakrie terkait dokumen Rusia yang dititipkan Hasto kepadanya (Ist)

INDONESIAONLINE – “Dokumen Rusia” yang sempat digadang-gadang bakal mengungkap dugaan skandal besar para petinggi negeri, akhirnya kembali ke tangan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P). Pakar pertahanan Connie Rahakundini Bakrie mengonfirmasi telah menyerahkan dokumen tersebut kepada PDI-P pada Rabu (23/4/2025), setelah sebelumnya dititipkan oleh Sekretaris Jenderal partai, Hasto Kristiyanto, untuk diamankan dan dinotariskan di Rusia.

Narasi awal yang dibangun seputar dokumen ini, terutama oleh Hasto dan juru bicara PDI-P Guntur Romli, sangat dramatis. Mereka mengklaim dokumen tersebut berisi bukti video dan data mengenai korupsi, penyalahgunaan kekuasaan, penggunaan alat negara untuk tujuan politik pribadi, hingga upaya kriminalisasi terhadap tokoh politik tertentu, termasuk mantan capres Anies Baswedan.

Penitipan dokumen ini dilakukan Hasto tak lama setelah ia ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam kasus terkait suap Harun Masiku, yang dinilai PDI-P sebagai bentuk kriminalisasi.

Namun, saat dokumen itu kembali dan Connie Rahakundini mulai berbicara di depan publik, fokus cerita bergeser signifikan. Alih-alih mendetailkan skandal tingkat nasional yang disebut-sebut, Connie justru menekankan bahwa bagian yang paling “mengerikan” dari dokumen tersebut adalah informasi mengenai “penghancuran PDI-P”.

Menurut Connie, dokumen yang dikembalikan berjumlah 37 buah, dan salah satu poin kuncinya (disebut sebagai dokumen nomor 7) merinci adanya upaya sistematis untuk melemahkan bahkan menghancurkan partai banteng moncong putih itu.

“Yang saya lebih concern itu adalah tentang (dokumen) nomor 7 yaitu penghancuran PDI-P. Jadi, memang ada upaya-upaya untuk menghancurkan PDI-P,” kata Connie.

Lebih lanjut, Connie mengungkap bahwa dokumen itu memuat detail mengerikan mengenai penyusupan dan pengkhianatan di dalam tubuh PDI-P. Ia mengklaim dokumen tersebut mencatat secara spesifik pertemuan-pertemuan rahasia para pihak yang diduga terlibat dalam upaya penghancuran partai, lengkap dengan waktu, lokasi, pelaku, dan tokoh-tokoh yang terlibat.

Informasi mengenai ancaman internal ini rupanya bukanlah hal baru bagi internal PDI-P. Menurut Connie, Ketua Umum Megawati Soekarnoputri disebut sudah mengetahui adanya upaya tersebut, bahkan sebelum dokumen itu dititipkan ke Rusia.

Hal ini dikonfirmasi oleh Guntur Romli yang menyebut Megawati pernah menyampaikan kekhawatiran akan adanya pihak yang ingin “mengacak-acak” partai sejak akhir 2024, dan mengaitkan penetapan tersangka Hasto sebagai bagian dari skenario “mengacak-acak” PDI-P tersebut.

Dengan kembalinya “dokumen Rusia” ke markas PDI-P, sorotan kini beralih kepada partai tersebut. Publik bertanya-tanya, akankah PDI-P membuka seluruh isi dokumen tersebut ke publik, termasuk detail skandal petinggi negeri yang sempat diumbar di awal?

Connie memang sempat menyebut adanya dokumen lain yang terkait kasus korupsi dan institusi tertentu seperti Kapolri, namun detail spesifiknya belum diungkapkan.

Situasi ini menempatkan PDI-P pada persimpangan jalan. Di satu sisi, dokumen tersebut diklaim sebagai bukti ancaman serius terhadap eksistensi mereka. Di sisi lain, klaim awal mengenai skandal nasional yang melibatkan petinggi negara belum sepenuhnya terjelaskan secara publik.

Misteri “Dokumen Rusia” tampaknya belum usai, kini menunggu langkah selanjutnya dari PDI-P dalam menyikapinya.

Exit mobile version