JATIMTIMES – Reagen untuk pemeriksaan Whole Genome Sequencing (WGS) yang digunakan untuk mendeteksi Covid-19 varian Omicron, saat ini di Provinsi Jawa Timur (Jatim) jumlahnya terbatas dan hanya diperuntukkan bagi golongan yang diprioritaskan. 

Kepala Dinas Kesehatan Jawa Timur Dr dr Erwin Ashta Triyono SpPD KPTI FINASIM menyebutkan, bahwa setidaknya terdapat tiga golongan orang yang sampel Covid-19 dapat dilakukan WGS. 

“Pemeriksaan WGS itu dibatasi, hanya untuk yang kritis berat, atau yang meninggal, atau untuk klaster lebih dari 25 itu yang diprioritaskan untuk pemeriksaan WGS,” ungkap Erwin kepada JatimTIMES.com. 

Hal itu nantinya tidak semua pasien yang terkonfirmasi positif Covid-19 dilakukan uji WGS untuk mencari-mencari data varian Omicron pada tubuh pasien. Sehingga untuk data Covid-19 varian Omicron sifatnya proporsional. 

Dengan keterbatasan jumlah reagen untuk pemeriksaan WGS dalam mendeteksi Covid-19 varian Omicron, akhirnya jajaran Dinas Kesehatan Provinsi Jatim sementara ini memiliki data kasus Covid-19 varian Omicron pada Bulan Januari 2022 saja. Yakni pada tanggal 4, tanggal 22 dan tanggal 28.

Untuk diketahui saat ini pihak Dinas Kesehatan Provinsi Jatim dalam melakukan uji WGS, masih bekerjasama dengan laboratorium Institute of Tropical Disease (ITD) Universitas Airlangga (Unair) Surabaya. 

Baca Juga  Pemerintah Percepat Vaksinasi Hewan Ternak Guna Kendalikan Penyebaran PMK Jelang Iduladha

Di mana berdasarkan update data terakhir per tanggal 28 Januari 2022 terdapat 108 kasus Covid-19 varian Omicron yang tersebar di wilayah Jatim. Maka dari itu pihaknya saat ini sedang menunggu pasokan reagen untuk pemeriksaan WGS dari Kementerian Kesehatan RI. 

“Rencananya kebijakan itu apapun bentuk PCR (Polymerase Chain Reaction) nya, anggap aja itu Omicron, sehingga berikan tata laksanakan terbaik,” terang Erwin. 

Pasalnya, setelah dilakukan pemeriksaan WGS terhadap sampel orang-orang terkonfirmasi positif Covid-19 yang tergolong prioritas, kata Erwin sebanyak 90 persen dari total sampel yang diuji merupakan Covid-19 varian Omicron. 

“Sementara yang mayoritas Omicron, yang kedua Delta meskipun ga banyak tapi tetap ada,” imbuh Erwin. 

Sementara itu, terkait tingginya angka kasus Covid-19 di wilayah Provinsi Jatim, Erwin menyebutkan bahwa terdapat dua klaster yang mendominasi persebaran Covid-19 di seluruh wilayah Provinsi Jatim. 

“Klasternya itu dua yang paling kelihatan, klaster sekolah sama klaster keluarga,” kata Erwin. 

Baca Juga  Booster Vaksin Covid-19 di Kota Malang Baru Capai 0,18 Persen

Ketika disinggung apakah terjadinya penyebaran Covid-19 melalui klaster sekolah dan klaster keluarga ini disebabkan oleh kedatangan Pekerja Migran Indonesia (PMI) ke Provinsi Jatim, pihaknya menegaskan bahwa saat sudah berubah penyebarannya. 

“Sudah berubah isunya. Kan dulu kelihatannya dari perjalanan luar negeri, sekarang lebih banyak transmisi lokal,” ujar Erwin. 

Lebih lanjut, berdasarkan data dari Pemerintah Provinsi Jatim per hari Minggu (6/2/2022) terdapat penambahan pasien terkonfirmasi positif Covid-19 sebanyak 2.218 orang. Kemudian penambahan kasus aktif Covid-19 sebanyak 973 orang. 

Lalu untuk jumlah orang yang sembuh bertambah 1.238 orang dan untuk orang yang meninggal dunia karena Covid-19 terdapat tambahan tujuh orang. Kemudian untuk pasien suspek terdapat tambahan 13 orang dan pasien probable terdapat tambahan dua orang. 

Sehingga untuk total sementara saat ini, pasien yang terkonfirmasi positif Covid-19 sebanyak 411.648 orang, kasus aktif Covid-19 sebanyak 6.028 orang, sembuh dari Covid-19 sebanyak 375.828 orang, meninggal dunia karena Covid-19 sebanyak 29.792 orang, pasien suspek 16.854 orang dan pasien probable 758 orang. 



Tubagus Achmad