INDONESIAONLINE Media sosial TikTok dan Twitter digegerkan dengan beredarnya video belatung yang ditemukan hidup bergerombol di dalam vagina. Video berdurasi 45 detik itu awalnya menunjukkan penis saat melakukan penetrasi pada vagina. 

Hanya saja saat penis keluar dari vagina, tampak ada hewan seperti belatung yang menempel pada batang penis tersebut. Warganet pun dibuat penasaran dan banyak yang mencari video tersebut. 

Bahkan, tagar #belatung sampai menjadi trending topic di Twitter siang ini, Sabtu (15/1/2021). Namun banyak juga yang menyesal karena setelah melihat video itu karena menjijikan. 

Sejumlah pengguna Twitter dan TikTok saling bertanya apa maksud dari video belatung yang viral.

“Yang masih jadi pertanyaan gw tentang belatung. Itu penyakit atau disengaja sih?” komentar @daya_looove23.

Menanggapi video viral tersebut, pakar seks dr Boyke Dian Nugraga, SpOG, MARS menyebut kemungkinan video itu hanya rekayasa. Hal itu karena belatung bukan hewan yang secara alami hidup di organ kelamin. 

“Belatung enggak mungkin kecuali pada orang yang mati. Itu akal-akalan saja untuk shock factor,” ujar dr Boyke. 

Baca Juga  Kendati Covid Kraken Belum Ada di Indonesia, Masyarakat Diminta Waspada dengan Tetap Vaksin

Hal senada disampaikan dr Wisnu Setyawan, SpOG(K), dari Morula IVF Tangerang.

“Belatung biasanya pada jaringan yang sudah infeksi, sudah mati. Kalau inikan masih segar, masih sehat gitu orangnya. 

Lebih lanjut, dr Wisnu menjelaskan kemungkinan kasus hewan di vagina memang bisa saja disebabkan oleh cacing kremi. Namun itu merupakan jenis hewan sejenis parasit yang berbeda dari belatung.

Cacing kremi adalah parasit yang bisa berkembang di saluran pencernaan manusia dan akan keluar lewat anus saat dewasa. Pada proses keluar itulah terkadang kadang cacing bisa berpindah dari anus masuk ke vagina.

Namun ternyata hal itu juga pernah terjadi di India. Dikutip melalui laman NCBI, sebuah jurnal dari Dr. S. N. Medical College menyebutkan kasus belatung di vagina atau miasis genital pernah terjadi di India.

Penulis mengatakan kasus miasis genital ini memang jarang terjadi. Pasiennya adalah wanita muda berusia 18 tahun.

Wanita itu mengalami pembengkakan dan gatal di area genitalnya. Ia juga dinyatakan sehat tanpa ada Penyakit Menular Seksual (PMS).

Baca Juga  Cek Jantungmu dengan Pelayanan Ekokardiografi RSI Unisma

Laporan itu juga menyebutkan bahwa pasien sempat merasakan gatal tak tertahankan selama 10 hari. Hingga akhirnya, pasien tersebut memutuskan ke rumah sakit karena rasa sakitnya sudah tak tertahankan.

Setelah diusut lebih jauh, pasien ini biasa mencuci pakaian dalamnya dan menjemurnya di luar rumahnya.

Namun, tidak jauh dari tempat ia menjemur ada toilet dan kandang sapi yang kerap menarik lalat. Muncul dugaan lalat menempel di pakaian dalam yang ia kenakan selama periode menstruasi dan bertelur di sana. 

Hal itulah yang kemudian menyebabkan miasis genital. Jurnal itu juga menyatakan bahwa miasis genital lebih sering terjadi pada wanita dibanding pria.

Selain karena kurang menjaga kebersihan, miasis genital juga bisa disebabkan oleh kanker serviks, penyakit menular seksual (PMS), dan kebiasaan tidak memakai celana dalam.

Oleh sebab itu, kaum wanita harus benar-benar menjaga kesehatan dan kebersihan Miss V agar tidak ada belatung di area genital.



Desi Kris