INDONESIAONLINE – Sebuah kisah dalam buku karya Ist Ahmad Zacky El Syafa dengan judul Ia Hidup Kembali Setelah Mati 100 Tahun: Kisah-Kisah Haru yang Mempertebal Iman, terdapat kisah seorang ahli ibadah meninggal dalam keadaan syirik.

Seorang lelaki ahli ibadah ini berasal dari kalangan Bani Israil. Ia bernama Barshisha. Barshisha sendiri bahkan memiliki julukan Al Abid yang berarti tukang ibadah.

Ia begitu dikenal sebagai orang yang dikabarkan doa-doanya dikabulkan Allah SWT. Hal tersebut membuat banyak orang yang sakit mendatanginya dengan tujuan untuk berobat. Dan berkat doanya itu penyakit yang diderita mereka sembuh seketika. 

Mengetahui hal itu, iblis pun kemudian mencoba menggoda Barshisha. Mereka berupaya mengunakan tipu dayanya untuk menyesatkan Barshisha. Kemudian Iblis mendatangi seorang raja dari Bani Israil yang mempunyai putri cantik.

Dan saat ia duduk bersama ayah dan ibunya, ia terhempas oleh jin tersebut. Hal itu membuatnya terkejut. Usai kejadian itu, ia mengalami gangguan jiwa. Jin pun kemudian menyaru sebagai manusia dan mendatangi keluarga putri itu untuk menyesatkan.

“Apabila tuan menghendaki sang putri sembuh dari penyakitnya, maka bawalah kepada Barshisha, pasti dia dapat menyembuhkannya dengan doanya yang terkenal manjur itu,” kata jin.

Tak menunggu lama, mereka bergegas ke Barshisha dan sang putri itu pun sembuh dari gangguan jiwanya. Setan itupun kemudian mengeluarkan tipu dayanya. Ia menyaru sebagai manusia dan menjenguknya. Ia kemudian meminta keluarganya untuk menitipkan putrinya pada Barshisha dengan alasan agar penyakitnya tak kambuh.

Baca Juga  Viral Tagar #BeaCukaiHedon, Netizen Soroti Kepala Bea Cukai DIY yang Pamer Moge dan Mobil Antik

Setelah sang putri dititipkan, tipu daya setan bekerja. Barshisha pun kemudian mulai jatuh cinta dengan sang putri. Kecantikan sang putri dimanfaatkan setan sehingga Barshisha tak bisa menahan nafsu birahinya.

Setelah kejadian itu maka hamillah sang putri. Setan pun merasa senang.  Mendatangi Barshisha ia berkata, “Nah Barshisha, kau telah menghamili putri raja. Kau tidak akan selamat. Raja pasti akan menghukum kamu, akibat perbuatan bejatmu itu. Tapi tenanglah, masih ada jalan untuk menyelamatkan diri. Bunuh saja dia, dan kuburkan di tempatmu ini. Bila sang raja bertanya di mana putrinya, jawab saja, dia telah mati dan telah kau kubur. Pasti dia percaya kepadamu.”

Termakan bujukan setan, Barshisha pun melakukan apa yang diperintahkan setan. Ia kemudian membunuh sang putri dan menguburkannya. Dan ketika sang raja menjenguk putrinya, Barshisha beralasan ia telah mati karena takdir.

Sang raja pun tak curiga dan menerima apa yang dikatakan Barshisha. Namun setan mempunyai cara licik. Ia kemudian menyaru sebagai manusia dan mengatakan jika itu hanya bualan dari Barshisha. Ia kemudian membeberkan kejadian sebenarnya. 

Baca Juga  Mobil Rusak Akibat Jalan Tol Berlubang Bisa Klaim Ganti Rugi, Ini Dokumen yang Perlu Dipersiapkan!

Sang raja pun murka dan menangkap Barshisha. Barshisha yang ajalnya di ujung tanduk kemudian didatangi oleh setan. Setan berkata,”Saya dapat menyelamatkan kamu dari tiang salib ini dengan syarat kau mau sujud kepadaku sekali saja”.

“Bagaimana saya dapat sujud dalam keadaan seperti ini?” jawab Barshiha. 

“Ah, itu gampang. Dengan isyarat pun sudah cukup” jawab setan.

Barshisha pun kemudian sujud kepada setan dengan menganggukan kepalanya sebagai isyarat. Setan pun tertawa lepas akan hal itu. Setan berkata, “Sesungguhnya saya berlepas diri dari kamu, aku tidak bertanggung jawab atas perbuatan itu, (sebab) sesungguhnya aku (sendiri) takut kepada Allah, Tuhan semesta alam.”

Perkataan setan ini sesuai dengan ayat Al-Qur’an dalam surat Al-Hasyr ayat 16, “Kamaṡalisy-syaiṭāni iż qāla lil-insānikfur, fa lammā kafara qāla innī barī`um mingka innī akhāfullāha rabbal-‘ālamīn”.

Artinya, “Bujukan orang-orang munafik itu (adalah) seperti (bujukan) shaitan ketika dia berkata kepada manusia: “Kafirlah kamu”, maka tatkala manusia itu telah kafir, maka ia berkata: “Sesungguhnya aku berlepas diri dari kamu, karena sesungguhnya aku takut kepada Allah, Rabb semesta Alam”.