INDONESIAONLINE – Salah satu superfood karena kandungan nutrisinya yang sangat lengkap adalah telur. Selain kaya akan protein, telur juga mengandung vitamin, antioksidan, lemak sehat, fosfor, dan selenium.
Tak heran, banyak orang menjadikan telur sebagai makanan utama yang mudah diolah dalam berbagai menu sehari-hari. Namun, bagaimana dengan telur setengah matang, apakah aman dikonsumsi?
Telur setengah matang adalah telur yang diolah dengan cara direbus atau digoreng, namun tidak sampai matang sepenuhnya. Bagian kuning telur biasanya masih cair atau sedikit kental, sementara putih telur sudah agak padat. Banyak orang menyukai tekstur dan rasa telur setengah matang, namun ada juga yang khawatir akan dampak kesehatannya.
Menurut dr Dion Haryadi, seorang dokter umum sekaligus certified nutrition & health coach, ada risiko tersembunyi dalam mengonsumsi telur setengah matang.
“Makan telur mentah atau setengah matang bisa berpotensi mengandung bakteri Salmonella,” jelas dr Dion, dilansir Instagramnya @dionharyadi, Rabu (16/10).
Bakteri Salmonella ini bisa menyebabkan keracunan makanan dengan gejala seperti demam, diare, dan kram perut. Dalam kasus yang lebih parah, infeksi bisa menyebar ke aliran darah atau sendi, bahkan bisa berakibat fatal. Bakteri Salmonella biasanya terdapat pada telur yang terkontaminasi kotoran ayam.
“Kalau proses persiapan makanan dan cara memasaknya tidak benar, bakteri tersebut bisa tetap ada di telur,” kata dr. Dion.
Oleh karena itu, telur yang dimasak hingga matang sepenuhnya lebih aman untuk dikonsumsi karena dapat mengurangi risiko infeksi.
Dr Dion juga menjelaskan bahwa di beberapa negara seperti Jepang dan Singapura, konsumsi telur setengah matang atau bahkan mentah sudah menjadi kebiasaan. Namun, negara-negara tersebut memberlakukan pemeriksaan ketat terhadap telur yang dipasarkan.
“Sepengetahuan saya, di negara-negara tersebut, telur diperiksa secara reguler sehingga risiko infeksi bakteri bisa lebih rendah,” ujarnya.
Di Indonesia, pengawasan terhadap telur mungkin tidak seketat di negara-negara tersebut. “Kembali lagi ke kewaspadaan masing-masing. Konsumsi telur setengah matang membawa risiko. Jadi, tidak disarankan dikonsumsi setiap hari atau dalam jumlah banyak, apalagi bagi kelompok rentan seperti ibu hamil, anak-anak, dan lansia,” lanjut dr. Dion.
Meski ada risiko kesehatan, konsumsi telur setengah matang juga memiliki manfaat. Tim Hukum dan Humas RSUP dr Soeradji Tirtonegoro Klaten menyebutkan bahwa waktu pengolahan yang singkat pada telur setengah matang membuat nutrisinya tetap terjaga.
Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa konsumsi telur setengah matang dapat mendukung kesehatan. Berikut ini manfaat telur setengah matang, sebagaimana dilansir laman resmi Yankes Kemenkes:
1. Meningkatkan Massa Otot
Protein dalam telur setengah matang sangat baik untuk membantu membentuk massa otot. Jika dikonsumsi secara teratur dan diimbangi dengan latihan beban, massa otot akan bertambah dan menjadi lebih kuat.
2. Menguatkan Tulang
Kandungan vitamin D dan protein dalam telur setengah matang juga bermanfaat untuk kesehatan tulang. Ini bisa membantu mengurangi risiko osteoporosis dan patah tulang.
3. Menjaga Kesehatan Mata
Telur setengah matang mengandung lutein dan zeaxanthin, yang baik untuk kesehatan mata. Kedua zat ini bisa mengurangi risiko penyakit mata akibat penuaan, seperti katarak dan degenerasi makula.
4. Membantu Menurunkan Berat Badan
Konsumsi protein dalam telur setengah matang bisa memberikan rasa kenyang lebih lama, sehingga bisa membantu mengontrol asupan kalori dan menurunkan berat badan.
5. Menurunkan Kolesterol
Kandungan omega-3 dalam telur setengah matang dapat menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL) dalam tubuh, sehingga baik untuk kesehatan jantung.
6. Mencegah Penyakit Jantung dan Stroke
Telur setengah matang dapat membantu meningkatkan kadar kolesterol baik (HDL), yang berfungsi untuk melindungi jantung dari penyakit kardiovaskular dan mengurangi risiko stroke.
Meski bermanfaat, konsumsi telur setengah matang tetap harus dibatasi. Terutama bagi kelompok yang rentan terhadap infeksi, seperti ibu hamil, bayi, dan orang dengan daya tahan tubuh rendah, disarankan untuk tidak mengonsumsi telur yang tidak dimasak dengan sempurna. Pasalnya, telur yang belum matang bisa menjadi media penularan infeksi bakteri seperti tipes dan infeksi lainnya.
Telur setengah matang kaya akan nutrisi penting, seperti:
– Lemak jenuh: 432 g
– Kolesterol: 186 mg
– Natrium: 122 mg
– Kalium: 55 mg
– Lemak total: 65 g
– Gula: 49 g
– Protein: 51 g
– Karbohidrat total: 49 g
Nutrisi ini akan tetap utuh jika telur dimasak setengah matang, namun akan berkurang jika telur dimasak terlalu lama. Selain itu, memasak telur dengan cara digoreng dapat meningkatkan jumlah kalori.
Dengan demikian, telur setengah matang memiliki berbagai manfaat kesehatan, mulai dari mendukung pembentukan otot hingga menjaga kesehatan mata. Namun, risiko infeksi bakteri seperti Salmonella tidak boleh diabaikan, terutama pada kelompok yang rentan. Oleh karena itu, konsumsi telur setengah matang harus dilakukan dengan hati-hati dan tidak berlebihan, serta pastikan telur yang digunakan bersih dan berasal dari sumber yang terpercaya.