INDONESIAONLINE – Wanita zaman dahulu memiliki cara tersendiri untuk tampil cantik.

Namun, cara itu tak semudah zaman sekarang. Saat ini para wanita cukup datang ke salon untuk tampil camtik. Namun, wanita zaman dulu harus  “menyiksa” fisik mereka demi tampil cantik.

Salah satu cara yang paling ekstresm adalah memakai korset dengan sangat ketat. Dilansir dari akun Youtube @megaansc, para wanita zaman dahulu menggunakan korset sangat ketat dengan tujuan agar pinggang mereka terlihat kecil.

Bahkan, saking ketatnya korset yang mereka pakai, organ tubuh mereka sampai bergeser. Salah satu contohnya yakni atrofi otot, yang merusak tulang rusuk dan tidak sejajar dengan tulang belakang.

Seiring berkembangnya zaman, kini korset tidak lagi dipergunakan untuk menyiksa fisik tubuh wanita. Saat ini, korset sudah menjadi salah satu fashion yang dipergunakan oleh banyak kalangan.

Namun, tahukah kalian sejarah korset yang kini sudah mulai populer kembali Dilansir dari Britannica, berikut adalah sejarah korset.

Baca Juga  Bulu Mata Lebih Lentik, Panjang, dan Bervolume, Lakukan Langkah Ini

Korset pertama kali muncul pada abad ke-16 di Eropa sebagai pakaian dalam untuk menyempurnakan siluet perempuan. Awalnya, korset terbuat dari tulang hiu, kayu, atau logam yang memberikan dukungan dan membentuk pinggang serta dada. Selama berabad-abad, korset mengalami transformasi gaya dan fungsi, mencerminkan tren dan norma sosial pada setiap era.

Beberapa ahli menghubungkan penemuan korset dengan Catherine de ‘Medici, istri Raja Henry II dari Prancis. Meski diperdebatkan, Catherine memang diketahui melarang perempuan berpinggang lebar ketika menghadiri pengadilan selama tahun 1550-an.

Wanita kelas atas abad ke-18 menjadikan korset sebagai pakaian bangsawan yang paling modis. Pada saat itu, korset dirancang untuk menahan perut supaya rata, tampak kecil dan menonjolkan bagian tubuh anatomi wanita.

Pada abad ke-19, korset mencapai puncak popularitasnya dan menjadi simbol femininitas dan status sosial serta membantu menciptakan siluet ideal yang dituntut oleh masyarakat saat itu. Namun, penggunaan korset pada saat itu juga memiliki efek samping yang merugikan kesehatan, seperti kesulitan bernapas dan kerusakan pada organ internal.

Baca Juga  Komisi D DPRD Surabaya Dorong Pemkot Sediakan Tempat Penitipan Anak

Pada abad ke-20, persepsi tentang kecantikan dan peran perempuan mulai berubah. Gerakan hak perempuan mengkritik korset sebagai simbol pemaksaan standar kecantikan yang tidak realistis dan membatasi kebebasan perempuan.

Meskipun mengalami penurunan popularitasnya pada abad ke-20, korset tidak hilang sepenuhnya dari fashion modern. Korset saat ini lebih sering ditemukan dalam bentuk yang dimodifikasi dan beberapa bisa dipakai dalam frekuensi sering.

Korset fashion digunakan sebagai aksesori untuk menambahkan sentuhan sensual dan elegan pada gaun atau pakaian sehari-hari. Beberapa orang juga menggunakan korset sebagai alat bantu dalam membentuk tubuh.

Mulanya, korset hanya digunakan oleh para wanita kelas bangsawan. Namun, seiring dengan perkembangan zaman korset mulai digunakan oleh masyarakat biasa.

Bahkan untuk saat ini, korset sudah mulai diperjualbelikan dengan harga yang terjangkau sehingga siapa pun bisa membelinya dan juga memakainya. (mut/hel)