INDONESIAONLINE – Kabar baik bagi warga Kota Malang terkait kualitas udara daerahnya.  Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Malang menyebut kualitas udara di Kota Malang sejauh ini dalam kategori baik. Hal itu berdasarkan uji yang dilakukan terhadap kualitas udara Kota Malang.

Kepala Bidang (Kabid) Tata Lingkungan Hidup DLH Kota Malang Tri Santoso mengatakan bahwa kualitas udara tidak hanya dipengaruhi oleh BBM. Oleh karena itu, DLH  melakukan monitoring melalui dua metode.

“Pertama disebut pasif. Jadi, kami monitoring menggunakan alat seperti detektor yang dipasang di sejumlah titik selama 14 hari. Kemudian secara aktif, atau pengujian langsung menuju titik pantau, seperti kawasan pinggir jalan, kawasan rawan kemacetan, kawasan industri hingga kawasan permukiman,” beber Tri Santoso, Selasa (25/7/2023).

Baca Juga  DLH Tanam Tabebuya sejak 2015, Kini Hiasi Jalur-Jalur Hijau Kota Malang

Sejauh ini, DLH Kota Malang telah mengukur kualitas udara. Dan hasilnya, indeks kualitas udara yang dihasilkan adalah baik.

“Hasilnya kisaran 80. Kalau di atas 70 itu baik. Kalau 90 ke atas itu sangat baik. Jadi, ada lima kategori. Kita (Kota Malang, red) ada di level 4,” beber pria yang akrab disapa Trisan itu.

Namun menurut Trisan, indeks tersebut bukan menunjukkan bahwa Kota Malang aman. Karena itu, kualitas udara harus tetap dimonitoring dan dijaga.

“Kalau tidak, maka rawan akan turun kualitasnya. Kenapa begitu? Karena kita harus menjaga RTH, jenis pohonnya, vegetasinya. Dan juga imbauan secara berkala kepada masyarakat, seperti agar tidak membakar sampah. Itu juga akan bisa mengendalikan kualitas udara,” beber Trisan.

Baca Juga  RT Keren untuk Ketahanan Pangan Kota Blitar, Gerapat Kelurahan Tlumpu Gelar Pelatihan Hidroponik

Jika kualitas udara menurun, Trisan menyebut dapat berbahaya bagi kesehatan. Sebab, kualitas udara juga menentukan yang dihirup oleh masyarakat.

“Jika menurun (kualitas udaranya, red)  maka berbahaya. Berbahaya bagi kesehatan. Maka dari itu pesan kami, meski kualitas udara Kota Malang saat ini baik, jangan terlena. Tetap harus dijaga,” tandas Trisan. (hs/hel)