*dd nana veno
1/ sepi itu tepi
api yang akan mengajari
riuh tak selalu bunyi
aduh tak mesti keluh
cinta tak selalu meminta tubuh.
Sepi itu tepi
api yang dulu sekali
menjagamu dari sergap mimpi
panjang dan tak bertuan yang membuatmu berkeringat
dingin, serupa demam yang tetiba datang
merontokkan nyalimu dengan begitu telanjang.
Sepi itu tepi
sesekali jenguklah, tuan.
2/mencuri sunyi
orang-orang dicatat waktu
jadi kisah-kisah duka yang dilantunkan
angin dan musim. Yang mengetuk pintu dan jendela kamar.
Di luar dedaunan mengering dan kegembiraan
hanya singgah di hari Minggu.
3/pagi bercerita tentang cinta
sebab musim mengajari tubuh tentang gemelutuk tulang
yang digigilkan sepi. Dan tangan hari menjalin kisah tentang para pecinta yang membawa api.
Maka, berceritalah pagi tentang cinta
sebelum secangkir kopi lahir dan mengajak kita tualang
ke ruang-ruang diri yang sendiri.
“Konon, cinta ada dari tanya. Dari sepi yang menyergap pemilik taman yang bosan berperan sebagai raja. Dan keluhan yang membuat tuhan mencabut sebagian tulang. Bahan dasar dan rahim cinta mengeram,”.
Lantas, disiapkannya tungku dan dipanggilnya api
untuk mendiangkan yang pasi.
Cinta pun gemelutuk, mengenyahkan dingin sepi
dan kau akhirnya ada dan mengada.
4/sssttt…peluk saja aku
raga terlalu letih mencari ruang sunyi
yang menyembunyikan bunyi
maka peluk saja aku lebih dalam
mungkin, masih tersisa ruang diri untuk berbagi
walau itu bukan cinta yang kau cari.
*Pecinta kopi