JATIMTIMESBupati Blitar Rini Syarifah kembali turun menyapa masyarakat di pedesaan. Kali ini, Mak Rini didampingi Asisten 2 dan Asisten 3 serta kepala OPD  di lingkungan Pemkab  Blitar melaksanakan sambang desa di wilayah Kecamatan Garum, Senin (7/2/2022). Dua desa yang dikunjungi masing-masing Desa Karangrejo dan Desa Sidodadi.

Sambang desa yang dilakukan kali ini dalam rangka rangkaian implementasi program One Village One Product (OVOP) di Kabupaten Blitar. Mak Rini mengatakan, dirinya mendorong seluruh desa di Kabupaten Blitar mengimplementasikan OVOP demi terwujudnya peningkatan perekonomian masyarakat.

‘’OVOP ini adalah sebuah model pembinaan yang tujuannya dalam rangka meningkatkan ekonomi suatu daerah dengan menghasilkan produk kearifan lokal berkelas global yang menekankan pada pemanfaatan sumber daya lokal. Melalui OVOP inilah kami mendorong terwujudnya peningkatan kesejahteraan rakyat berbasis kearifan lokal,’’ kata Bupati Rini Syarifah. 

Dalam kesempatan ini, Mak Rini terpukau dengan keindahan Desa Karangrejo. Berada di lereng Gunung Kelud, Desa Karangrejo memiliki sebuah bendungan dengan pemandangan alam yang memukau dan udara yang sejuk. Bendungan itu bernama Embung Umbul. Bendungan ini terbentang pada lahan sekitar 4800 meter persegi.

Sesuai dengan fungsinya, Embung Umbul difungsikan masyarakat Desa Karangrejo sebagai sumber irigasi. Karena lahannya yang luas dan pemandangannya yang indah bak kepingan surge dunia, embung ini juga cocok digunakan untuk camping dan rafting.

“Keren sekali Kabupaten Blitar punya Embung Umbul. Seperti hide heaven, tempat sebagus ini bisa ditemukan di Karangrejo. Saya lihat sarana dan prasarana wisatanya sudah cukup baik. Fasilitas perahu karetnya patut diacungi jempol untuk menarik wisatawan. Keamanannya terjamin karena ada fasilitas pelampungnya juga,” kata Mak Rini.

Baca Juga  4 Menteri Dipanggil MK, Jokowi Beri Restu

Tak hanya Embung Umbul, Desa Karangrejo juga memiliki destinasi wisata unggulan lain. Di desa ini juga ada Talang Abang, Kebun Bonsai dan Jalur Pendakian Gunung Kelud via Karangrejo. Jalur ini merupakan pendakian dengan rute yang cukup dekat jarak tempuhnya. Namun demikian ada beberapa persoalan yang dihadapi dalam pengelolaan wisata. Beberapa kendala itu diantaranya terkait dengan kapasitas dan sumber daya manusia.

‘’Kepala desa menyampaikan beberapa kendala yang dihadapi dalam pengembangan wisata. Beberapa kendala ini tentunya akan kita pecahkan bersama-sama.Pemkab Blitar melalui dinas terkait akan memberikan pendampingan,’’ tukas orang nomor satu di Kabupaten Blitar.

Kreativitas masyarakat Desa Karangrejo juga melahirkan produk usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Beberapa produk itu diantaranya Mecrame yang telah terjual sampai ke Medan dan Malaysia.Poduk lainya yang dihasilkan meliputi madu lanceng, aneka olahan Jamur, keripik gothe, tape dan susu Etawa.

Tangan-tangan kreatif warga Desa Karangrejo juga melahirkan Batik Karjo. Pembuatan Batik Karjo dilakukan dengan cara dicetak dan dilukis. Mak Rini mendorong agar ke depan pemasaran produk-produk ini semakin baik sehingga dampaknya benar-benar memberikan kesejahteraan untuk masyarakat.

‘’Cukup disayangkan produk-produk dengan inovasi hebat ini pemasarannya masih belum terlalu terjamah digitalisasi.Nanti kami akan beri pendampingan dan pembinaan agar pemasarannya bisa semakin bagus, semakin menggeliat,’’imbuh Mak Rini.

Setelah dari Desa Karangrejo Mak Rini dan rombongan melanjutkan sambang desa ke Desa Sidodadi. Dalam kunjungan ini Mak Rini melihat dari dekat rumah baca Blarak Garing. Rumah baca ini didirikan oleh komunitas literasi dengan tujuan memberikan pengajaran dan pembinaan kepada anak-anak saat hari libur.

Baca Juga  Percepatan Pemulihan Pariwisata, Pemkot Batu Kolaborasi dengan Taman Wisata Candi Prambanan

“Rumah baca ini tersebar di beberapa daerah di Kabupaten Blitar. Tujuan dari rumah baca ini adalah untuk menghibur dan memfasilitasi anak-anak desa agar lebih suka membaca. Selain membaca kita biasanya juga bermain bersama, melukis, mewarna dan mengasah bakat anak-anak disini,” ungkap Cak Ni, salah satu pengurus Rumah Baca Blarak Garing.

Dalam kesempatan ini, orang nomor satu di Kabupaten Blitar itu juga melihat dan menyapa pelaku industri kreatif di Desa Sidodadi. Di desa ini banyak pengrajin kayu yang memiliki kreatifitas tinggi. Beberapa karya yang lahir dari tangan mereka diantaranya miniature truk, vas bunga, guci anti pecah dan beberapa mainan tradisional seperti Otok-Otok.

Sebutan kampung pengrajin sepertinya sangat pas disematkan kepada Desa Sidodadi. Di desa ini juga terdapat pelukis-pelukis dan pengrajin semen yang memiliki semangat luar biasa. Produk-produk yang mereka ciptakan dipasarkan di daerah-daerah pariwisata seperti Makam Bung Karno, Jogja dan Gresik.

‘’Saya salut dan bangga dengan kreativitas mereka.Di zaman yang serba modern ini masih ada pekerja seni yang gigih dalam berkarya.Juga masih ada pengrajin mainan tradisional. Alhamdulillah masih banyak masyarakat yang peduli dan tidak membiarkan kebudayaan kita tergerus zaman,” pungkas Mak Rini.



Aunur Rofiq