INDONESIAONLINE – Gunung Budeg adalah salah satu gunung kecil yang berstatus tidak aktif di Kabupaten Tulungagung. Lokasi wisata tersebut sering menjadi destinasi favorit masyarakat menghabiskan waktu senja.

Terdapat fakta menarik di balik kisah legenda Gunung Budeg yang konon kisahnya mirip dengan legenda Malin Kundang dari Sumatera Barat.

Kisah Gunung Budeg berawal dari seorang pemuda bernama Joko Bodo, makna bodo dalam bahasa Jawa dapat diartikan sebagai seseorang yang kurang memiliki kecerdasan.

Joko Bodo merupakan putra dari seorang janda bernama Rondo Dadapan. Nama Dadapan sejatinya adalah wilayah di Tulungagung yang kini lebih familiar dengan nama Boyolangu.

Terdapat kisah yang beredar di masyarakat, bahwa dahulu kala terdapat salah seorang putri keturunan ningrat yang datang ke Desa Dadapan. Putri tersebut bernama Roro Kembangsore. Putri bangsawan itu melarikan diri ke Desa Dadapan karena alasan pelarian.

Singkat cerita, Roro Kembangsore kemudian bertemu dengan Rondo Dadapan. Sang putri pun akhirnya diterima untuk tinggal sementara waktu di rumah Rondo Dadapan.

Baca Juga  Kisah Gerakan Emansipasi Wanita Belanda Pemilik PG Modjopanggung Tulungagung

Joko Bodo yang mengetahui ada putri cantik tinggal di rumahnya kemudian merasa jatuh cinta kepada Roro Kembangsore.

Saat Joko Dadapan memberikan isyarat jatuh cinta kepada Roro Kembangsore, sang putri belum menyatakan bersedia menerima hati Joko Dadapan.

Roro Kembangsore menjelaskan kepada Joko Dadapan, jika dia memang benar-benar mencintainya terdapat satu syarat yang harus dipenuhi.

Syarat dari Roro Kembangsore agar bersedia menerima tanda cinta dari Joko Dadapan adalah dengan cara bertapa di gunung.

Joko Bodo selain harus bertapa juga tidak boleh berbicara kepada siapapun yang memanggil dirinya.

Joko Bodo yang bersedia memenuhi persyaratan tersebut akhirnya berangkat untuk bertapa, tanpa berpamitan dengan sang ibunda yakni Rondo Dadapan.

Kepergian Joko Bodo yang bertapa tanpa pamit sang ibu, membuat Rondo Dadapan lantas mencari putranya.

Baca Juga  Suguhkan Spot Selfie Perbukitan, Kecamatan Bumiaji Miliki 2 Rest Area Baru

Saat menemui Joko Bodo sedang bertapa di gunung, Rondo Dadapan kemudian memanggil putranya.

Namun, Joko Bodo tidak bergeming dan tetap melanjutkan bertapa hingga membuat Rondo Dadapan kesal dan kecewa.

Rondo Dadapan kemudian pulang ke rumah sambil mengatakan ‘budeg’ kepada anaknya. Budeg dalam bahasa Jawa memiliki arti sebagai tuli.

Perkataan Rondo Dadapan yang kecewa terhadap sang putra lantas membuat Joko Bodo berubah menjadi batu.

Hingga kini, gunung tempat bertapa Joko Bodo tersebut oleh masyarakat lokal Tulungagung sering disebut sebagai Gunung Budeg.

Layaknya cerita Malin Kundang di Sumatera Barat, legenda Joko Bodo yang berubah menjadi batu juga mirip karena membuat sang ibu kecewa.

Hingga kini, legenda Joko Bodo yang menjadi kisah Gunung Budeg masih menjadi cerita turun temurun yang dilestarikan oleh masyarakat Tulungagung.