INDONESIAONLINE – Kreativitas tanpa batas. Ini cocok disematkan kepada pelukis asal Pati, Jawa Tengah bernama Andre Andika Putra.
Andre melukis tujuh wajah presiden Indonesia. Unik dan luar biasanya ia melukis wajah Presiden Indonesia menggunakan nama-nama desa yang ada di Indonesia. Total nama desa yang dipakainya mencapai 43 ribu nama desa yang ada di Indonesia.
Hasilnya pun benar-benar mirip dengan wajah asli para presiden Indonesia. Andre pun diganjar penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI).
Kreativitas Andre pun semakin dikenal luas saat diekspos di media sosial. Salah satunya akun Instagram @kulturdomestik yang memposting lukisan tujuh wajah presiden Indonesia tersebut.
Akun tersebut menjelaskan, untuk membuat gambar ketujuh wajah presiden, Andre Andika mengaku butuh waktu satu tahun dengan 43 ribu nama desa di Indonesia.
“Menurut keterangannya, ia menyelesaikan lukisan tujuh presiden ini selama kurang lebih 1 tahun dimulai pada 20 Agustus 2022 dan selesai pada 25 Agustus 2023. Secara rinci, ia menyebut ada total 43.618 nama desa di Indonesia yang disusun untuk membuat semua lukisan tersebut,” tulisnya, Kamis (12/10/2023).
Dalam unggahan itu terlihat beberapa nama desa yang digunakan Andre dalam membuat lukisan itu. Nama desa tersebut seperti Karya Mukti, Karangayu, Karangrejo, dan tentunya ada banyak nama lainnya.
Lebih jauh akun itu juga mengungkap jika Andre sendiri sebagai pemilik lukisan menjelaskan, dia melukis wajah presiden dari nama desa di Indonesia ini menggunakan teknik invert art, seni terbalik.
Jadi, lukisan ini tidak bisa dilihat sekilas mata. Lukisan ini hanya muncul saat dilihat melalui efek negatif.
Ini merupakan teknik yang selalu Andre lakukan kalau membuat lukisan sehingga dirinya terlihat unik dan berbeda dari orang lain.
Sementara dilihat dalam akun Tiktok pribadi Andre @nde.andikaa, ia berencana untuk menjual karyanya itu. Meski begitu, Andre tidak terang-terangan membocorkan harga satu lukisan wajah presiden tersebut.
“Bantu jualin, menggambar 7 Presiden dengan seluruh nama desa di Indonesia,” tulis Andre (ina/dnv).