INDONESIAONLINE – Senin (13/2/2023), hasil uji laboratorium sampel makanan dan minuman yang diambil dari lokasi ratusan mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Brawijaya (UB) mengalami keracunan masal diperkirakan bakal diketahui hasilnya. Nantinya, hasil uji laboratorium itu akan digunakan untuk memastikan dugaan awal yang menyebut  penyebab keracunan karena mengonsumsi makanan.

“Terkait para saksi sudah kami periksa. Untuk sampel belum (keluar hasilnya). Masih menunggu hasil lab (laboratorium),” ucap Kasatreskrim Polres Malang Iptu Wahyu Riski Saputro.

Baca Juga : Bantuan Kemanusiaan RI untuk Turki Dikirim dalam Tiga Tahap 

 

Seperti yang sudah diberitakan, kepolisian Polres Malang telah mengamankan beberapa barang bukti guna melakukan penyelidikan terkait kasus keracunan masal yang dialami oleh ratusan mahasiswa UB. Beberapa barang bukti yang diamankan tersebut diantaranya meliputi makanan dan minuman yang diduga dikonsumsi oleh para mahasiswa.

Sedikitnya ada empat lokasi yang dijadikan sampel untuk dilakukan uji laboratorium. Yakni sampel sisa makanan yang diambil dari tempat kejadian perkara (TKP) atau di lokasi perkemahan; sampel sisa masakan yang diambil dari tempat pengolahan masakan; sampel sisa minuman yang diambil dari TKP; dan sampel air yang digunakan masak yang diketahui diambil dari lokasi tempat pengolahan makanan.

Selain itu, di sekitar TKP polisi juga mendapati sisa-sisa makanan dan minuman dari para peserta yang rata-rata dibuang dalam kantong plastik berwarna hitam. Sementara itu, sesaat setelah diamankan, beberapa sampel makanan dan minuman tersebut diserahkan kepada Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang, untuk kepentingan uji laboratorium.

“Labkesda (Laboratorium Kesehatan Daerah) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang,” ucap Wahyu saat menjelaskan soal tempat uji laboratorium sampel makanan dan minuman dalam kejadian ratusan mahasiswa UB yang mengalami keracunan massal.

Baca Juga  Anggota DPRD Gresik Tersangka Penistaan Agama Akhirnya Ditahan

Wahyu menyebut, setidaknya sejak Kamis (9/2/2023) hingga Jumat (10/2/2023), pihaknya telah berkoordinasi dengan Dinkes Kabupaten Malang untuk menanyakan perihal hasil uji laboratorium. Namun hasilnya hingga sementara ini masih belum diketahui.

“Kami belum bisa memastikan, tapi yang jelas kami sudah menanyakan, tapi hasilnya belum keluar,” jelasnya.

Wahyu memperkirakan, dalam waktu dekat ini hasil uji laboratorium dari beberapa sampel makanan dan minuman sudah bisa diketahui. “Kemungkinan dalam waktu dekat ini, nanti setelah hasilnya keluar akan kami sampaikan kembali perkembangannya,” ucapnya.

Nantinya, lanjut Wahyu, hasil dari uji laboratorium tersebut akan dijadikan salah satu acuan dalam penyelidikan. Terutama untuk memastikan penyebab dari ratusan mahasiswa mengalami keracunan massal.

“Dari hasil uji laboratorium, bisa kita baca. Artinya penyebabnya terkait dengan hal tersebut (keracunan) apakah karena mikroorganisme atau yang lainnya,” jelasnya.

Lantaran masih menunggu hasil uji laboratorium itulah, Wahyu belum bisa berspekulasi lebih jauh terkait penyebab keracunan massal. Namun, dugaan awal penyebab keracunan karena makanan yang dikonsumsi oleh para mahasiswa.

“Saat ini kami belum bisa menyimpulkan penyebab kejadiannya (keracunan) seperti apa. Namun baru dugaan awal. Dugaan awal sampai dengan saat ini mungkin dikarenakan makanan,” ujarnya.

Baca Juga : Tiwul Makin Diburu di Tulungagung Meski Harga Mahal, Inilah Cara Membuatnya 

 

Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kabupaten Malang Wiyanto Wijoyo menyebut sampel makanan dan minuman maupun bahan untuk masak tersebut sudah dikirim ke Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK) Surabaya.

Baca Juga  Harga Makanan Ramah di Kantong, Warung Pak Dhe Banyak Diminati Mahasiswa

Dia mengatakan, kemungkinan pada pekan depan yakni Senin (13/2/2023), hasil dari uji laboratorium beberapa sampel makanan dan minuman tersebut sudah bisa diketahui hasilnya.

“Iya, kemungkinan hari Senin (13/2/2023) pada saat hari kerja (hasil uji laboratorium sudah bisa diketahui),” ucapnya  saat dikonfirmasi Jatim Times, Sabtu (11/2/2023).

Sekedar informasi, dugaan mengenai makanan penyebab dari keracunan massal tersebut berawal dari hasil penyelidikan yang dilakukan oleh pihak kepolisian. Insiden keracunan masal diketahui mulai terjadi pada Selasa (7/2/2023) pagi sekitar pukul 09.00 WIB di Wagir, Kabupaten Malang.

Sehari sebelum mengalami gejala keracunan, yakni pada hari Senin (6/2/2023) malam, para mahasiswa diketahui telah menyantap hidangan makan malam. Berdasarkan hasil penyelidikan, tercatat jumlah korban keracunan massal berjumlah 360 orang mahasiswa. Gejala keracunan yang dialami oleh para korban adalah mual, muntah, dan diare alias muntaber.

Kejadian keracunan massal tersebut terjadi di sebuah lahan kosong yang ada di Desa Jedong, Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang. Lahan kosong itulah yang dijadikan lokasi perkemahan para mahasiswa Fakultas Teknik UB untuk melaksanakan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat.

Saat mengalami keracunan masal, ratusan mahasiswa Fakultas Teknik UB tersebut langsung mendapatkan penanganan medis. Ketika itu, sebagian di antaranya sempat menjalani perawatan medis di Puskesmas Wagir hingga Rumah Sakit Universitas Brawijaya (RSUB). Saat ini kondisi para korban keracunan massal dikabarkan telah membaik.

Sejauh ini, selain korban keracunan, sedikitnya sudah ada tujuh saksi yang telah dimintai keterangan. Dari tujuh saksi tersebut, enam diantaranya merupakan juru masak. Sedangkan satu saksi lainnya merupakan wakil dekan Fakultas Teknik UB.