INDONESIAONLINE – Tire Pressure Monitoring System atau TPMS merupakan sebuah sistem yang belum dimiliki oleh semua mobil. Padahal, sistem ini sangat bermanfaat sebagai fitur keselamatan sebuah kendaraan. 

Sistem ini bekerja dengan memonitor seluruh kadar tekanan udara di dalam ban. Fungsinya agar pemilik mobil tahu apakah tekanan angin di dalam ban sudah cukup tepat atau tidak.

 

Ketika tekanan angin pada ban berkurang sedikit, maka efek yang ditimbulkan bisa banyak, seperti laju kendaraan jadi kurang maksimal, konsumsi BBM tidak efisien, velg ban yang rusak, hingga ban cepat aus.

Manfaat Tire Pressure Monitoring System untuk Ban Mobil

Adanya sistem TPMS bisa memberikan sejumlah manfaat bagi ban mobil. Seperti dilansir dari https://otomotif.kompas.com/read/2020/08/23/140100215/manfaat-fitur-tire-pressure-monitoring-system-untuk-ban-mobil, berikut ini beberapa manfaat utama TPMS:

  • Meningkatkan efisiensi konsumsi bahan bakar mobil
  • Mengurangi terbuangnya emisi secara percuma
  • Menurunkan resiko ban pecah yang dapat mengakibatkan kecelakaan
  • Memudahkan pemilik kendaraan untuk memonitor kondisi ban mobil
  • Memperpanjang usia pakai ban mobil.

Cara Kerja Tire Pressure Monitoring System

Setelah mengetahui apa saja manfaat Tire Pressure Monitoring System (TPMS). Pertanyaannya sekarang, bagaimana TPMS bekerja? 

Pengemudi bisa memantau sistem ini melalui lampu indikator di layar Multi Information Display (MID).

Ketika lampu indikator TPMS menyala, maka ban mobil mengalami underinflated, atau tekanan angin yang kurang. Kondisi ini dapat menyebabkan ban berfungsi tidak normal.

Ban dengan tekanan angin yang normal akan meningkatkan dispersi air, mengurangi gerakan tapak, dan mengurangi hambatan rolling.

Tekanan ban yang normal juga dapat meningkatkan kemampuan kendaraan membawa beban, serta menjaga pengendalian mobil. Hal sebaliknya terjadi ketika tekanan angin ban mobil kamu kurang dari yang dianjurkan pabrikan mobil. 

Ban yang sedikit kempes bisa membuat permukaan ban lebih panas, ban mudah aus pada bagian bahu ban, konsumsi bahan bakar menjadi boros, menurunkan respon pengendalian kendaraan, 

Sedangkan tekanan angin di atas normal bisa menurunkan kemampuan ban untuk menyerap goncangan dari permukaan jalan, menurunkan kemampuan ban untuk melekat pada permukaan jalan, serta membuat ban lebih cepat aus.

Sehingga, lampu indikator TPMS akan membantu pengemudi untuk memonitor tekanan ban di semua ban mobil.

Arti Lampu Indikator Tire Pressure Monitoring System Menyala

Jika lampu indikator Tire Pressure Monitoring System (TPMS) untuk tekanan ban rendah menyala, maka sebaiknya kamu memompa angin pada ban hingga sesuai dengan tekanan angin anjuran pabrikan.

Baca Juga  Jadi Tuan Rumah Kejurnas Motocross, Lamongan Kebut Pembangunan Sirkuit Terbaik

Berikut ini merupakan beberapa arti menyalanya lampu indikator TPMS:

1. Lampu berkedip kemudian menyala lama

Lampu indikator berkedip 1 sampai 2 menit setiap kali mobil dihidupkan. Namun, kemudian lampu tetap menyala. 

Kondisi ini berarti Tire Pressure Monitoring System pada mobil sudah rusak. Bawalah mobil ke bengkel, dan minta teknisi memeriksa TPMS mobil kamu.

2. Lampu indikator menyala ketika berkendara

Lain halnya jika lampu indikator terus menerus menyala selama berkendara, berarti ada satu ban atau lebih yang kempes. Segera bawa kendaraan ke bengkel mobil terdekat untuk memeriksa tekanan angin di semua ban.

3. Lampu indikator menyala lalu mati

Saat lampu indikator TPMS menyala namun kemudian mati, artinya tekanan angin pada ban sangat rendah. Biasanya kondisi tekanan angin ban sangat rendah bisa terjadi ketika suhu sekitar kendaraan juga turun.

Ketika siang hari atau ketika mobil dikendarai, maka suhu ban akan meningkat sehingga lampu indikator akan mati. Bawalah kendaraan ke bengkel terdekat, kemudian ukur tekanan ban dan tambahkan angin jika ada ban yang kempes. 

Kamu bisa menggunakan asuransi untuk perbaikan mobil di bengkel, baik rekanan maupun terdekat. Jika masih belum mendapat cukup pengetahuan mengenai asuransi mobil bisa pelajari lebih lanjut dalam link berikut.

 

Jenis Tire Pressure Monitoring System

Ada dua jenis Tire Pressure Monitoring System yang umumnya dijual di pasar Indonesia, yaitu TPMS Direct dan Indirect. Apa sih perbedaan keduanya? 

Berikut ini adalah perbedaannya:

1. Tire Pressure Monitoring Indirect

Tire Pressure Monitoring Indirect (tidak langsung), merupakan jenis pertama TPMS. Pada jenis tidak langsung ini, tidak menggunakan sensor di velg ataupun roda.

Sistem TPMS akan memonitor tekanan ban berdasarkan data kecepatan masing-masing ban. Sistem akan membandingkan kecepatan setiap ban.

Jika ada ban yang berputar lebih cepat dari prediksi, maka sistem TPMS menyimpulkan tekanan angin ban ini di bawah standar. Kemudian, langsung memberi peringatan dengan menyalanya lampu indikator.

Sistem TPMS tidak langsung ini diklaim sangat sensitif dan kurang akurat, bahkan perlu dilakukan reset manual jika ada pengisian tekanan angin ban.

Baca Juga  Tips Menu Sahur Tumis Sosis Telur, Lezat dan tidak Membosankan

2. Tire Pressure Monitoring Direct

Jenis TPMS kedua adalah jenis TPMS Direct (langsung). Sistem ini, yang dipakai banyak mobil saat ini, menggunakan sensor tekanan angin di dalam ban. Sensor tersebut diletakan pada katup pengisian ban.

Adapun cara kerja Tire Pressure Monitoring System Direct ini, yaitu data dari sensor akan diteruskan secara wireless ke modul control. Kemudian, modul control akan mengontrol menyalanya lampu indikator TPMS di MID mobil.

Tips Menjaga Tekanan Angin pada Ban

Umumnya tekanan angin kedua ban mobil bagian depan lebih tinggi daripada tekanan angin kedua ban belakang mobil. Kenapa? 

Sebab, ban depan mobil lebih dulu menerima guncangan dari permukaan jalan daripada ban belakang. Namun tekanan angin ban mobil juga dapat berkurang, meskipun mobil tidak pernah digunakan.

Berikut ini adalah besaran tekanan ban mobil yang normal secara umum:

  • Ban depan: 32-34 Psi
  • Ban belakang: 30-32 Psi.

Tekanan angin ban mobil yang tidak sesuai dengan anjuran pabrikan mobil dapat membuat ban mobil pecah tiba-tiba ketika melaju di kecepatan tinggi, tergelincir ketika melewati permukaan jalanan yang basah, dan memperpendek usia pakai ban mobil.

Berikut ini adalah beberapa tips yang bisa kamu lakukan untuk menjaga tekanan ban mobil selalu sesuai dengan anjuran pabrikan mobil:

  • Periksalah tekanan angin setiap 2 pekan sekali, sebab tekanan angin pada ban berkurang minimal 1-2 psi setiap pekan.
  • Periksalah ketika kondisi ban mobil masih dingin, sebelum mobil melakukan aktivitas.
  • Bedakan tekanan angin antara ban depan dan ban belakang. Karena ukuran angin roda depan dan belakang umumnya berbeda 1-2 psi tergantung penggerak rodanya.
  • Setiap ban mobil memiliki ketahanan terhadap tekanan angin hingga 10 kali dari besar tekanan angin idealnya.

Itulah penjelasan mengenai manfaat hingga cara kerja Tire Pressure Monitoring System. Selain memastikan fitur keselamatan kendaraan ini bekerja optimal, jangan lupa juga melengkapi kendaraan kamu dengan asuransi mobil.

Seperti dikutip dari https://id.wikipedia.org/wiki/Asuransi_kendaraan, asuransi mobil akan memberi jaminan atas berbagai risiko yang kemungkinan terjadi pada kendaraan. Karena itu, penting melengkapi kendaraan kesayangan dengan asuransi mobil.