Tekno  

Misteri Planet Hantu Alpha Centauri: Benarkah Pandora Avatar Itu Nyata?

Misteri Planet Hantu Alpha Centauri: Benarkah Pandora Avatar Itu Nyata?
Konsep Planet Pandora dalam Film Avatar. Planet Pandora menjadi perbincangan serius para astronom dengan penemuan kandidat planet gas raksasa yang dijuluki S1, sebuah objek misterius yang mengorbit bintang tetangga terdekat kita, Alpha Centauri A. (Ist)

Astronom digemparkan oleh S1, kandidat planet di sistem bintang terdekat yang mirip ‘Pandora’ dari film Avatar. Namun, objek ini menghilang secara misterius. Mungkinkah ada kehidupan di bulannya, atau ini hanya anomali kosmik?

INDONESIAONLINE – Bagaimana jika Pandora, dunia fiksi yang memukau dalam film Avatar, ternyata memiliki kembaran di alam semesta nyata? Pertanyaan yang selama ini hanya bersemayam di ranah fiksi ilmiah kini bergeser menjadi diskursus serius di kalangan astronom global.

Pemicunya adalah penemuan kandidat planet gas raksasa yang dijuluki S1, sebuah objek misterius yang mengorbit bintang tetangga terdekat kita, Alpha Centauri A.

Penemuan ini bukan sekadar kabar tentang planet baru. Ia adalah sebuah drama kosmik yang penuh teka-teki, harapan, dan tantangan teknologi.

Kisah S1 bermula pada Agustus 2024, ketika mata tajam James Webb Space Telescope (JWST) menangkap sinyal samar sebuah objek seukuran Saturnus. Lokasinya sangat strategis: berada di dalam zona layak huni Alpha Centauri A, sebuah area di mana suhu memungkinkan air cair—syarat utama kehidupan—untuk eksis. Jaraknya yang hanya 4,25 tahun cahaya membuat penemuan ini begitu personal bagi umat manusia.

Namun, kegembiraan itu tak berlangsung lama. Ketika para ilmuwan mengarahkan JWST kembali ke titik yang sama pada Februari dan April 2025 untuk konfirmasi, S1 lenyap tanpa jejak. Fenomena ini membuatnya dijuluki “disappearing planet” atau planet hantu.

“Ini adalah penemuan terpenting JWST sejauh ini, jika keberadaannya bisa dikonfirmasi,” ujar Dr. Stanimir Metchev dari Western University, Ontario, dalam publikasi di The Astrophysical Journal Letters (11 Agustus 2025).

Timnya menduga, S1 tidak benar-benar menghilang. Sebaliknya, orbitnya yang unik mungkin membuatnya “bersembunyi” tepat di depan silau bintang induknya dari sudut pandang kita.

Kalkulasi terbaru memprediksi planet ini baru akan menampakkan diri lagi antara tahun 2026 hingga 2027. Sebuah permainan petak umpet kosmik yang menguji kesabaran para pemburu planet.

Potensi Pandora dan Bulan-bulannya

Yang membuat S1 begitu memikat adalah kemiripannya dengan Polyphemus, planet gas raksasa fiktif tempat bulan bernama Pandora mengorbit di film Avatar. Keduanya adalah raksasa gas di zona layak huni. Dalam skenario ini, bukan planetnya yang menjadi target utama kehidupan, melainkan satelit alaminya (exomoon).

Dr. Mary Anne Limbach, seorang pakar dari University of Michigan, menyatakan optimisme yang terukur. “Saya memperkirakan ada bulan di sana. Pembentukan bulan di sekitar planet raksasa seharusnya cukup umum,” katanya kepada NPR.

Sebagai perbandingan, Jupiter dan Saturnus di tata surya kita memiliki total 369 bulan yang telah dikonfirmasi. Beberapa di antaranya, seperti Europa dan Enceladus, diduga memiliki lautan di bawah permukaan es dan menjadi kandidat utama lokasi kehidupan di lingkungan kita sendiri.

Jika S1 memiliki bulan seukuran Mars, menurut Limbach, bulan itu berpotensi memiliki atmosfer tebal dan lautan luas—sebuah skenario yang sangat mirip dengan Pandora.

Dosis Skeptisisme dan Lompatan Teknologi

Namun, tidak semua ilmuwan sependapat. Dr. David Kipping dari Columbia University, seorang ahli exomoon terkemuka, memberikan dosis skeptisisme yang diperlukan.

Menurutnya, bulan yang lebih mungkin terbentuk adalah seukuran Titan milik Saturnus, yang terlalu kecil untuk menahan atmosfer stabil dalam jangka panjang.

“Untuk benar-benar mendapatkan Pandora di dunia nyata, planet ini harus memiliki bulan yang ukurannya luar biasa besar,” kata Kipping. “Namun, itu bukan berarti mustahil.”

Tantangan terbesar saat ini adalah teknologi. Mendeteksi exomoon adalah tugas yang jauh lebih sulit daripada menemukan planet. Ukurannya yang kecil dan cahayanya yang redup membuatnya hampir mustahil diamati dengan instrumen saat ini, bahkan sekelas JWST sekalipun.

Para astronom sepakat, kita mungkin membutuhkan teleskop generasi berikutnya yang baru akan tersedia dalam beberapa dekade mendatang untuk bisa mengintip dunia-dunia kecil yang mengorbit planet raksasa di sistem bintang lain.

Hingga saat itu, misteri S1 tetap menjadi pengingat bahwa alam semesta masih menyimpan rahasia tak terbatas. Penemuan ini telah mengaburkan batas antara apa yang kita impikan dalam fiksi dan apa yang mungkin kita temukan dalam kenyataan, menjadikan Alpha Centauri bukan lagi sekadar titik cahaya di langit malam, melainkan panggung besar bagi salah satu pencarian terbesar dalam sejarah manusia.