INDONESIAONLINE – Perpecahan internal Nahdlatul Ulama (NU) semakin nyata. Meskipun Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) secara tegas menolak Muktamar Luar Biasa (MLB), kubu pendukung MLB tetap bersikukuh akan menggelar pra-muktamar pada 20-21 Desember 2024 di sebuah pesantren di Jawa Timur.
Sekretaris Steering Committee MLB NU, Abdussalam Shohib (Gus Salam) menegaskan bahwa pra-MLB akan melibatkan 32 Pengurus Wilayah NU (PWNU). Ia optimistis muktamar luar biasa akan terlaksana pada Januari 2025, bertepatan dengan hari lahir NU.
“Target dari presidium untuk pelaksanaan MLB mengambil momentum bersejarah di NU, yaitu bulan Januari, bertepatan dengan hari lahir NU,” ujar Gus Salam.
Pernyataan Gus Salam ini bertolak belakang dengan sikap PBNU. Ketua Umum PBNU, Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya), baru-baru ini menggelar rapat koordinasi dengan seluruh PWNU se-Indonesia di Surabaya. Dalam rapat tersebut, seluruh PWNU menyatakan penolakan terhadap rencana MLB.
Gus Yahya menegaskan bahwa MLB tidak bisa mengganggu kepengurusan PBNU yang sah dan para pendukung MLB dipersilakan membentuk organisasi sendiri.
“PWNU-PWNU tadi mengatakan bahwa apapun upaya orang untuk mengganggu integritas organisasi akan mereka tolak, termasuk mereka yang sekarang bicara soal MLB,” tegas Gus Yahya.
Gus Salam membantah klaim PBNU tersebut. Ia mengklaim bahwa banyak PWNU yang diam-diam mendukung MLB, namun enggan menyatakan dukungan secara terbuka karena takut dipecat. Ia juga menyebutkan syarat terselenggaranya MLB, yaitu dukungan lebih dari 50 persen PWNU dan adanya pelanggaran berat oleh Rais Aam atau Ketua PBNU.
Menurutnya, beberapa poin pelanggaran tersebut mencakup kasus korupsi Bendahara Umum PBNU, politisasi peringatan satu abad NU, pemecatan dan pembekuan PCNU serta PWNU yang dianggap tidak sesuai prosedur, dan perpecahan antar pesantren serta warga NU. Gus Salam sendiri merupakan salah satu pihak yang dipecat dari jabatannya sebagai Wakil Ketua PWNU Jawa Timur.
Perbedaan pendapat yang tajam ini menimbulkan kekhawatiran akan semakin melebarnya keretakan di tubuh NU. MLB yang digagas sejak September lalu oleh kelompok kiai yang kecewa dengan kinerja PBNU saat ini, telah membuka hotline pengaduan untuk menampung kritik dan uneg-uneg warga NU. Kubu penggagas MLB menuduh PBNU melakukan miss management dalam pengelolaan organisasi.