INDONESIAONLINE – Skema pengembangan dengan mengoptimalkan Corporate Social Responsibility (CSR) yang diterapkan untuk perbaikan Pasar Bululawang, juga akan diterapkan di beberapa pengembangan lainnya. Pasalnya, skema yang diterapkan di Pasar Bululawang dinilai berhasil.

Salah satu pengembangan yang rencananya akan menggunakan skema serupa adalah Lapangan Kepanjen. Padahal awalnya, pembangunan Alun-alun Kepanjen direncanakan menggunakan anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD).

Rencana pembangunan Lapangan Kepanjen dengan CSR sebenarnya sudah dibahas. Apalagi mengingat keterbatasan anggaran Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang karena terdampak penolakan akibat Covid-19.

“Harapannya Kepanjen Square benar-benar terlibat dalam CSR. Kami sudah sampaikan akan melakukan sharing untuk pembangunannya,” ujar Pj Kepala Dinas Perumahan dan Permukiman Daerah (DPKPCK) Kabupaten Malang, Khairul Isnaidi Kusuma.

Dia mengatakan rencana tersebut memiliki peluang besar untuk direalisasikan. Sebab, jika memang memungkinkan, maka juga sebagai upaya percepatan pembangunan. Artinya ada investor yang bisa dilibatkan dan bisa diberikan peluang di sana. Misalnya ada pembangunan hotel di sana, tambah Oong yang dekat dengan Khairul Isnaidi Kusuma.

Keyakinan ini juga semakin kuat setelah diresmikannya Forum Pelaksanaan Corporate Social Responsibility Kabupaten Malang. Dimana dalam forum tersebut anggotanya adalah perusahaan-perusahaan yang ada di wilayah Kabupaten Malang, dan Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Malang bertindak sebagai koordinator.

Namun, Oong menjelaskan, di sisi lain perusahaan juga menginginkan kepastian tentang efektivitas CSR dalam pembangunan Kepanjen Square, termasuk dampaknya terhadap masyarakat. Untuk itu pihaknya juga akan melakukan kajian. “Studi kelayakan (FS) akan dilakukan di Alun-alun Kepanjen. Kita akan lihat seberapa efektif dan efisien di lokasi mana,” imbuhnya.

Sebelumnya, Pemkab Malang menyiapkan lahan di sisi timur opini Kepanjen untuk alun-alun. Namun karena lokasinya dinilai kurang strategis, ada rencana untuk mencari lokasi baru. Dari hasil FS tersebut akan dipertimbangkan faktor teknis dan non teknis.

“Ini skema baru, banyak pertimbangan dari sisi sosial, budaya, ekonomi. Dari pertimbangan teknis, itu di belakang Block Office. Tapi dari pertimbangan sosial budaya cocok di depan Block Office, jadi kita akan terlebih dahulu meneliti mana yang efektif dan efisien,” pungkas Oong.