Beranda

Ngenes, Nasib Pedagang Pasar Pagi Serupa ‘Diterlantarkan’ Pemkot Batu

INDONESIAONLINE – Pasca terbangunnya Pasar Induk Among Tani, para pedagang Pasar Pagi Kota Batu masih tertahan di tempat relokasi Stadion Brantas. Kondisi pasar relokasi ini memprihatinkan, dengan infrastruktur rusak dan minimnya pengelolaan sampah yang memadai.

Berdasarkan pantauan di lokasi pada Jumat (19/4/2024), terlihat kondisi bedak semi permanen di pasar pagi masih digunakan meski sudah rapuh. Jalan-jalan menuju area pedagang berjualan becek dan tergenang air. Selain itu, toilet di pasar relokasi ini tidak berfungsi dengan baik.

Para pedagang di pasar relokasi ini mengaku masih belum mendapat informasi pasti terkait rencana pemindahan ke Pasar Induk Among Tani. Sebelumnya, mereka dijanjikan pindah sebelum bulan puasa Ramadan, namun batal dilakukan.

“Kalau pemindahan belum ada informasi lagi. Kemarin hanya disampaikan paguyuban kalau tanggal 20 April melunasi iuran. Setelah itu masih nunggu katanya mau pindah,” jelas Atmari, salah satu pedagang pasar.

Persoalan sampah di Pasar Pagi Kota Batu yang jadi problem hingga saat ini (pl/io)

Sampah Menjadi Masalah Utama

Salah satu masalah utama di pasar relokasi ini adalah sampah yang berceceran dan tidak terkumpul dengan baik. Pedagang mengaku minim kesadaran dalam membuang sampah, sehingga sampah berserakan di sekitar galian dan tepi lapangan.

“Kalau pengelolaan dari Dinas Lingkungan Hidup seperti apa kami tidak tahu. Biasanya buang sampah di samping sini,” ujar Atmari sambil menunjuk tumpukan sampah di salah satu sisi area pasar.

Para pedagang mengaku tidak tahu menahu tentang skema pengelolaan dan penanganan sampah di pasar pagi. Mereka hanya beberapa kali melihat alat berat dan truk pengangkut sampah. Tak jarang, sampah kembali dikumpulkan di satu titik bagian stadion.

“Gak tahu kita. Kalau buang sampah di sekitar sini aja yang penting dibawa keluar dari tempatnya pedagang-pedagang ini,” kata penjual sayuran itu.

Atmari merasa dirugikan dengan kondisi pasar relokasi yang tidak terawat. Ia juga kecewa karena karcis terus ditarik, meskipun waktunya untuk pindah sudah habis.

“Sedangkan karcis ditarik terus, waktunya ini sudah habis (ingin pindah),” kata pria asli Gondanglegi Kabupaten Malang itu.

Terpisah, Kepala Bidang Perdagangan Diskumeridag Kota Batu, Nurbianto, mengaku tidak mengetahui terkait penanganan sampah pasar pagi. Ia mengarahkan pertanyaan terkait hal ini kepada Kepala UPT Pasar.

Sedangkan Pihak Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Batu, saat dihubungi belum berkenan memberikan keterangan terkait dugaan galian tanah dengan tumpukan sampah itu.

Terkait masalah sampah di Pasar Pagi Batu, baru-baru ini media sosial dihebohkan dengan dugaan adanya timbunan sampah di lubang galian pada Area Pasar Pagi di Stadion Brantas. Video viral TikTok menunjukkan adanya galian yang digunakan pembuangan sampah.

Pegiat lingkungan di Kota Batu, Bayu Sakti, menyayangkan adanya timbunan sampah di lubang galian. Ia mengatakan bahwa mengubur sampah dengan bungkus plastik berbahaya karena dapat mengancam kesehatan dan mencemari air tanah (pl/dnv).

Exit mobile version