INDONESIAONLINE – Siswa MI di Kabupaten Malang, Jawa Timur (Jatim) disayat cutter di bagian pipinya oleh sesama pelajar satu sekolah, membuat geger.

Peristiwa ini terjadi di MI yang berlokasi di Desa Tegalweru, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang, Jatim.

Dari berbagai foto yang beredar di berbagai group WA, terlihat seorang bocah berlumuran darah dengan luka sayatan cukup panjang di pipinya. Sang bocah yang masih duduk di kelas IV ini terlihat kesakitan.

Peristiwa kekerasan di lingkungan sekolah ini pun membuat pihak kepolisian bergerak untuk melakukan proses pendalaman atas kejadian yang menggegerkan tersebut.

Kapolsek Dau Kompol Triwik Winarni yang menangani perkara itu menyampaikan, pihaknya sedang menangani dan berkoordinasi dengan Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Malang. Mengingat, korban dan pelaku masih berusia anak-anak yang membuat harus diterapkannya sistem peradilan anak pada penanganan kasus tersebut.

Kronologi Peristiwa

Polsek Dau menyampaikan, berdasarkan keterangan yang diterima dari beberapa saksi, korban mengalami luka sayatan di wajah sepulang sekolah, Selasa (31/10/2023) kemarin sekitar pukul 13.00 WIB.

Baca Juga  Bakar Daun Tebu, Warga Malang Terpanggang di Ladang

Dugaan awal peristiwa tersebut disebabkan pelaku yang masih duduk di bangku kelas V menantang berkelahi korban. Namun, korban tidak menerima tantangan berkelahi dari pelaku dan memilih untuk pergi.

“Menurut informasi diduga terlapor mengajak berkelahi korban namun tidak ditanggapi. Ketika korban pergi, pelaku mengejar dan salah satu pelaku membawa cutter. Itu disengaja atau tidak atau karena dia dikejar lari terus terkena atau bagaimana itu akan kita dalami lagi,” jelas Kompol Triwik Winarni, Rabu (1/11/2023).

Terpisah, Kepala MI RT Muflichatul Mukaromah menyampaikan, peristiwa perkelahian antar muridnya yang membuat korban mengalami luka sayatan cukup panjang di wajahnya tersebut sudah di luar kendali atau pemantauan dari pihak MI.

“Kondisi itu di luar madrasah dan sudah jam pulang. Jadi sudah tidak di bawah kendali kita atau di bawah pemantauan kita. Jadi kita nggak tahu apa-apa,” ucap Mukaromah.

Baca Juga  Gegara Pecah Ban, Warga Jember Kecalakaan di Kepanjen

Meskipun tidak mengetahui secara detail kronologi perkelahian antar muridnya tersebut, Mukaromah menyebut bahwa antar pelaku dengan korban ketika masuk waktu Salat Dhuhur pada Selasa (31/10/2023) terlibat dorong-dorongan dan sudah berhasil dilerai oleh salah satu tenaga pendidik.

“Terus kita berpikir bahwasannya setelah dilerai ya sudah. Ternyata masih ada kelanjutannya dan kita nggak tahu. Tahu-tahu ada informasi dari bapak ibu wali murid yang ada di bawah, yang jemput anaknya (korban mengalami luka sayatan hingga berdarah),” ujar Mukaromah.

Disinggung mengenai aksi pengeroyokan terhadap korban, Mukaromah membantah terkait informasi tersebut.

“Kalau menurut informasi dari anak-anak sih tidak ada hal-hal pengeroyokan, yang saya tahu begitu dari informasi saksi di lokasi. Ada beberapa wali murid yang saya tanyai dan juga ada beberapa anak-anak tidak ada (menyebut) pengeroyokan sama sekali,” jelas Mukaromah (ta/dnv).