INDONESIAONLINE – Titiek Puspa sang legenda musik Indonesia pernah melantunkan lagu ‘Kupu-kupu Malam’. Lagu yang mengungkapkan pedih perihnya profesi pelacur.

“Ada yang benci dirinya/ada yang butuh dirinya/ada yang berlutut mencintainya/ada pula yang kejam menyiksa dirinya…/

Lagu ini bertahan sampai kini, serupa kondisinya dengan profesi kupu-kupu malam yang terus bertahan. Terbentang sepanjang peradaban manusia.

Permasalahan prostitusi merupakan fakta yang tak dapat dielakkan. Ia ada dan hadir dalam setiap denyut nadi kehidupan. Dibenci, dibutuhkan, dicintai sampai pada titik paling ekstrem dimusnahkan.

Kepak sayap kupu-kupu malam telah mewarnai sejarah kehidupan manusia. Para antropolog, kaum feminis, kaum marxis, agamawan, politisi, seniman menjadikan tema pelacuran dalam berbagai karya sosial, politik, budaya, ekonomi, filsafat sampai pada teologi.

Tercatat dalam berbagai kitab kuno, relief candi, penelitian dan tesis sampai pada berbagai medium cetak, lukis dan lainnya; pelacuran menjadi topik unik, satir, dramatik dalam konteks profesi manusia di dunia ini.

Sebagai bentuk profesi, pelacuran dalam sejarahnya mengalami fase naik turun.

Suatu masa ditempatkan sebagai profesi rendahan dengan berbagai stigma negatif yang dilekatkan kepada para pelacur. Sisi lain pelacuran pernah menjadi profesi  yang memiliki kedudukan terhormat dalam peradaban kuno. Sebut saja zaman Babilonia, Mesir Kuno, Romawi dan Yunani Kuno.

Demikian juga bangsa-bangsa seperti India, Cina, dan Jepang juga mengenal penyanjungan terhadap profesi pelacur terhormat ini.

Baca Juga  Diangkat Pahlawan Nasional, Begini Perjuangan Ratu Kalinyamat Melawan Portugis
Nell Gwynn (Ist)

Nama Kizrete dari Babilonia, Veronica Franco , Thargelia dari Ionia, Aspasia dari Athena, Sang Pecinta dari Perikles, Ratu Theodora dan Thais dari Athena di zaman Yunani Kuno. Bahkan Thais dari Athena ini pernah diperistri oleh Alexander Agung. Setelah itu diambil alih oleh Ptolomeus, raja Mesir Kuno dan dinobatkan sebagai permaisuri.

Penyanjungan tertinggi atas profesi pelacur terjadi pada zaman Yunani Kuno. Oleh masyarakat Yunani Kuno, para pelacur mendapat julukan hetaerae atau Pelacur Kuil (temple prostitutes) karena hasil dari kerjanya disumbangkan untuk kuil Aphrodite demi mendapatkan berkah anugerah dari para dewi.

Pelacuran model ini ditemukan  juga pada kebudayaan zaman Babilonia, Mesir Kuno, Palestina Kuno, Romawi.

Dalam peradaban kuno, para pelacur ini telah mengembangkan kebiasaan seksual secara variatif. Gaya seks seperti vaginal, anal, kontak paha, oral, jilat-jilat klitoris, masturbasi, threesome, gaya 69, sadisme seks, pesta orgi, alat bantu (dildo), dan seks dengan binatang, telah mereka praktikkan.

Demikian juga praktik-praktik seks sesama jenis seperti lesbian dan gay yang dikenal dengan nama pederasta.

Lahirnya istilah pelacur terhormat selain karena kiprahnya juga dikarenakan kasta mereka. Mereka datang dari kelas atas dan menengah, terdidik dan memiliki fungsi sosial yang besar.

Baca Juga  6 Fakta Menarik RA Kartini yang Jarang Diketahui Generasi Milenial

Pengaruh mereka sangat dalam terhadap politik, seni, sumber inspirasi puisi, dan mode pakaian.

4 Pelacur Pengubah Dunia

Sejarah tentang pelacur selalu asyik untuk didedah. Selain stigma buruk, banyak sisi lain yang mungkin jarang diketahui publik. Misalnya terkait empat pelacur yang mampu mengubah dunia dan dicatat dalam berbagai literatur.

Berikut empat pelacur pengubah dunia yang diracik dari berbagai sumber.

Rahab the Harlot (1400 SM)

Wanita cerdas dan berjiwa independen yang memilih menjadi pelacur karena menantang perbudakan wanita.

Tercatat sebagai pelacur berjiwa emas dalam Alkitab Perjanjian Lama yang menyelamatkan 2 mata-mata Joshua, Raja kaum Yahudi dengan menyembunyikannya dari kepungan prajurit Jericho.

Aspasia (470-400 SM)

Seorang hetaera nomor satu dan populer di Athena, Yunani. Perides, orang nomor satu di Athena tergila-gila dan menjadikannya istri. Menjadi pusat perhatian seluruh ahli filsafat, termasuk Socrates yang memberikan penghargaan kepada pasangan ini sebagai guru dan inspirasi mereka.

Nell Gwynn (1650-1687)

Pelacur yang menjadi selir idola Raja Charles II yang menyetujui pembangunan Royal Hospital untuk korban perang di London.

Theodoro (Abad ke 5 M)

Pelacur yang jadi permaisuri Kaisar Justinian Agung, Raja Roma Timur yang menindak tegas pelaku pemerkosaan dengan hukuman mati. Terkenal dekat dengan rakyat miskin dan seorang aktivis hak perempuan terkenal.