INDONESIAONLINE – Tagar #KampusBergerak menjadi trending dalam platform media sosial X (Twitter) hingga Sabtu (3/2/2024) pagi. Ada  30 ribu unggahan yang meramaikan tagar tersebut.

Isi unggahan dengan tagar #KampusBergerak didominasi kritik atas kondisi demokrasi era pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat ini. Para sivitas akademika kampus menilai banyak terjadi penyimpangan demokrasi pada saat ini.

Diketahui, kali pertama kampus yang mengeluarkan petisi adalah almamater Jokowi, yakni Universitas Gadjah Mada (UGM). Prof Koentjoro sebagai perwakilan sivitas UGM membacakan Petisi Bulaksumur, yang berisi keprihatinan mereka atas dilanggarnya moral demokrasi, kerakyatan dan keadilan sosial. Penyimpangan-penyimpangan tersebut dilakukan oleh penyelenggara negara, yang harusnya jadi wakil rakyat.

“Kami menyesalkan tindakan-tindakan menyimpang yang justru terjadi dalam masa pemerintahan Presiden Joko Widodo yang juga merupakan bagian dari keluarga besar Universitas Gadjah Mada,” kata Profesor Koentjoro di Balairung UGM Rabu, 31 Januari 2024, dikutip dari kanal YouTube Pusat Studi Pancasila UGM.

Setelah UGM, Universitas Islam Indonesia (UII) juga menyampaikan kritik serupa. Rektor UII Prof Fathul Wahid menegaskan bahwa kondisi Indonesia saat ini adalah darurat kenegarawanan. Dua pekan menjelang pelaksanaan Pemilu 2024, perkembangan politik nasional kian menunjukkan tanpa rasa malu. Gejala praktik penyalahgunaan kewenangan dan kekuasaan digunakan untuk kepentingan politik praktis sekelompok golongan dengan mengerahkan sumber daya negara.

Baca Juga  Nekat Terobos Pembatas Alun-alun dan Taman Kota Malang, Denda Rp 100 Ribu Menanti

“Demokrasi Indonesia kian tergerus dan mengalami kemunduran. Kondisi ini kian diperburuk dengan gejala pudarnya sikap kenegarawanan dari presiden republik ini. Faktor utamanya adalah pencalonan Gibran Rakabuming Raka sebagai calon wakil presiden yang didasarkan pada putusan Mahkamah Konstitusi (MK) nomor 90/PUU-XXI/2023,” ungkap Fathul Wahid, dikutip YouTube UII.

Bukan hanya itu. Universitas Indonesia (UI) juga menyatakan keprihatinannya kepada demokrasi Indonesia. Ketua Dewan Guru Besar UI Prof Harkristuti Harkrisnowo, yang mewakili para guru besar, dosen dan sivitas akademika menilai dalam lima tahun terakhir, khususnya jelang Pemilu 2024, UI kembali terpanggil untuk menabuh genderang, membangkitkan asa, dan memulihkan demokrasi negeri yang terkoyak.

“Negeri kami tampak kehilangan kemudi akibat kecurangan dalam perebutan kuasa, nihil etika, menggerus keluhuran budaya serta kesejatian bangsa,” ungkapnya.

“Kami, warga dan alumni Universitas Indonesia prihatin atas hancurnya tatanan hukum dan demokrasi. Hilangnya etika bernegara dan bermasyarakat, terutama korupsi, kolusi, dan nepotisme telah menghancurkan kemanusiaan, serta merampas akses keadilan kelompok miskin terhadap hak pendidikan, kesehatan, layanan publik, dan berbagai kelayakan hidup,” imbuhya.

Baca Juga  Bus Besar Nyemplung Jurang di Kawasan Wisata Guci Tegal

Selain UGM, UII, dan UI, beberapa kampus lainnya juga turut menyampaikan keresahan dan kritiknya kepada Jokowi. Seperti Universitas Hasanuddin (Unhas), Universitas Padjajaran (Unpad). Universitas Andalas Padang (Unand), Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY).

Ramainya pernyataan sikap dari akademisi kampus tersebut memantik beragam reaksi dari warganet. Banyak warganet yang juga menyuarakan tagar #KampusBergerak.

“Mulai dari Universitas Indonesia, Unpad, Unhas, UGM Semua membuat seruan. Itu menandakan bahwa Indonesia sedang tidak baik baik saja. Politik sandera sudah di mainkan oleh penguasa Coklat itu,” ujar @brosam****.

“Kalau dulu PDI punya cerita Kuda Tuli tp hari ini kita semua menyaksikan sendiri tragedi yg tidak kalah mengerikannya ‘JokowiTuli’,” ucap @Sastro*****.

“Sendiko Dawuh Ngarso Dalem. Ayo semua Para Guru2 Besar dan Kampus2. Bergerak serentak. G perlu takut,” kata  @Dex****.  (bin/hel)