JATIMTIMESPembongkaran Pasar Kota Batu sudah mencapai 80 persen. Meski demikian, revitalisasi yang direncanakan bisa dimulai 18 Januari, terpaksa baru bisa dimulai pada Februari mendatang.

Pasalnya, proses pembongkaran masih belum bisa selesai sesuai yang ditargetkan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yakni 18 Januari. Hal ini terlihat belum semua bangunan Pasar Kota Batu dirobohkan oleh alat berat. Juga diperkuat Deputi Project Manager PT Sasmito Joko Suwarno yang mengatakan, saat ini tengah menunggu proses pembongkaran selesai.

“Melihat belum seluruhnya bangunan terbongkar, jadi kalau bulan ini belum memungkinkan,” ucap Joko Suwarno. 

Setelah pembongkaran dan pembersihan selesai, selanjutnya dilakukan peletakkan batu pertama dimulainya pembangunan. Joko menambahkan, jika dalam pengerjaannya nanti akan mengerahkan 250 pekerja. Secara kontrak nantinya revitalisasi akan berlangsung hingga Maret 2023 mendatang.

Baca Juga  Anggaran Pilkades Serentak Lumajang Dibebankan kepada APBD, Ini Jumlahnya

Pelaksana Pembongkaran Subaidi menambahkan, jika saat ini proses pembongkaran terus dikebut. Bahkan pihaknya menambah alat berat demi mempercepat proses penyelesaian. Lamanya proses pembongkaran lantaran faktor cuaca yang cenderung hujan. Faktor ini menjadi kendala dalam proses pembongkaran. 

“Pembongkarannya molor karena pedagang masih belum pindah. Padahal kami sudah ditetapkan sebagai pemenang lelang pada 23 November lalu oleh KPKNL Malang,” ucap Subaidi. 

Sain itu Subaidi diberi tenggat waktu selama tiga hari oleh Pemkot Batu untuk menyelesaikan seluruh pembongkaran. Karena pihak Pemkot diburu waktu untuk mempercepat pelaksanaan revitalisasi.

“Saya sebetulnya juga ingin cepat selesai. Cuma idealnya kalau kondisi seperti ini butuh setengah bulan menyelesaikannya,” terang Subaidi.

Baca Juga  Gempa Malang April, Proposal Bantuan Stimulan Rumah Rusak Baru Diserahkan ke BNPB

Subaidi juga mengaku bahwa pihaknya kehilangan 31 rolling door yang menurutnya menjadi haknya. Selain itu, dia juga kehilangan lima unit atap dan tujuh kusen alumunium. Dari jumlah barang yang hilang tersebut, dia merinci kerugian yang diderita mencapai Rp 77,5 juta. 

“Kami masih menunggu barang-barang itu dikembalikan. Meski tenggat waktu pengembalian sudah lewat. Rata-rata rolling door yang belum dikembalikan itu berada di unit 5. Sedangkan yang di unit 3 seluruhnya sudah dikembalikan,” tutup Subaidi. 



Irsya Richa