INDONESIAONLINE – Kenaikan harga kopi yang signifikan di pasaran beberapa pekan terakhir membawa dampak tak terduga bagi warga Desa Giripurno, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, Jawa Timur (Jatim). Fenomena pencurian biji kopi marak terjadi, diduga dipicu oleh tingginya nilai jual komoditas tersebut.
“Efek naiknya harga kopi beberapa waktu kini mulai membuat orang berbuat nekat,” ungkap Kepala Desa Giripurno, Suntoro, Rabu (9/10/2024).
Ia mencatat, setidaknya dua warganya kehilangan biji kopi yang dijemur di lingkungan rumah pada pertengahan September lalu. Total kerugian diperkirakan mencapai lebih dari dua kuintal.
Kedua korban, Siati (59) dan Srikat (69), mengaku pasrah dan enggan melaporkan kejadian tersebut kepada pihak berwajib.
Menjemur kopi di pinggir jalan merupakan pemandangan lumrah di Desa Giripurno. Namun, modus pencurian yang terbilang berani, dilakukan di siang hari dengan menggulung terpal beserta biji kopi di atasnya, membuat warga semakin resah.
“Diperkirakan milik bu Srikat saja kemungkinan yang dicuri jumlahnya sekitar 2 kuintal,” ungkap Sekdes Giripurno, Munir Adriono.
Dengan harga kopi arabica yang kini mencapai Rp 40.000 per kilogram, kerugian ditaksir mencapai lebih dari Rp 8 juta.
Tak hanya saat dijemur, pencurian juga diduga terjadi di kebun kopi warga. Kenaikan harga yang signifikan, dari semula Rp 25.000-30.000 menjadi Rp 40.000-60.000 per kilogram diduga menjadi pemicu utama.
Menyikapi situasi ini, pihak desa mengimbau warga untuk meningkatkan kewaspadaan dan mengawasi proses penjemuran kopi. Warga yang menjadi korban pencurian juga diimbau untuk segera melapor.
“Habis ada pencurian tak ada yang menjemur kopi di jalan, warga juga diimbau agar yang nerasa kehilangan kopi ikut melaporkan,” tutup Munir (pl/dnv).