Pendeta Gilbert Ledek Gerakan Salat, Ini Tinjauan Medis Duduk Tasyahud

Pendeta Gilbert Lumoindong mendatangi kantor MUI dan meminta maaf kepada umat Islam karena ceramahnya yang mengungkit ajaran Islam terkait zakat dan meledek gerakan salat.-Foto MUI

INDONESIAONLINE – Ceramah pendeta Gilbert Lumoindong menjadi viral di media sosial karena menyinggung soal besaran zakat dalam Islam dan juga gerakan salat. Dalam ceramahnya yang disiarkan secara daring itu, pendeta Gilbert menyebut gerakan duduk dalam sholat (tahiyat) sebagai suatu hal yang sulit dilakukan.

Padahal, gerakan salat sejatinya telah banyak diteliti secara global. Hasil studi menunjukkan segudang manfaat gerakan salat secara medis.

Duduk selama beberapa menit saat membaca tahiyyat di waktu salat bermanfaat bagi kesehatan. Salah satunya yakni menyeimbangkan sistem saraf untuk mencegah aneka penyakit. Dilansir Islam.ru, Jumat (19/4/2024), berikut ini manfaat duduk tahiyyat bagi kesehatan yang perlu Anda tahu.

– Duduk di antara dua sujud

Menekuk kaki dan jari kaki saat mengambil posisi tahiyyat dapat menyeimbangkan sistem saraf dan keseimbangan listrik dari tubuh kita. Sebagai hasil dari melakukan duduk tahiyyat setiap hari membuat sistem saraf lentur, sehingga akan mencegah diabetes, prostat dan hernia.

– Duduk tahiyat awal

Seseorang yang melakukan posisi duduk tahiyat awal dapat mengaktifkan kelenjar keringat, sehingga mencegah pengapuran. Tidak hanya itu, posisi ini juga melancarkan sistem aliran darah di bagian kaki agar tidak mudah nyeri dan bengkak.

– Duduk tahiyat akhir

Posisi duduk tasyahud akhir lebih baik dari bersila. Posisi ini ternyata sangat berguna untuk melawan diare, serta mengatur keseimbangan saraf terutama di bagian kaki.

Selain itu, berikut beberapa manfaat gerakan salat lainnya yang dilansir dari International Journal of Health Sciences & Research (2018).

1. Memperlancar peredaran darah

Dalam salat ada gerakan takbiratul ihram, yakni ketika Anda berdiri tegak, mengangkat kedua tangan sejajar telinga, lalu melipatnya ke depan perut atau dada bagian bawah.

Salah satu manfaat gerakan salat ini bagi kesehatan ialah memperlancar aliran darah dan aliran getah bening dalam tubuh Anda.

Saat mengangkat kedua tangan, otot bahu juga ikut meregang sehingga membuat aliran darah kaya nutrisi dan oksigen menjadi lebih lancar.

2. Mengurangi risiko sakit punggung

Gerakan rukuk Anda lakukan dengan cara membungkuk dengan posisi punggung dan kepala lurus ke depan, sambil kedua tangan bertumpu pada lutut.

Posisi ini akan meregangkan otot paraspinal yang berada pada punggung Anda. Gerakan salat inilah yang memberikan manfaat dalam mengurangi risiko cedera atau sakit punggung.

Para ahli juga menjelaskan bahwa postur ini berguna untuk membantu menurunkan risiko osteoporosis dan penyakit lain terkait tulang belakang.

3. Meningkatkan aliran darah ke otak

Sujud merupakan gerakan berlutut dengan meletakkan kedua tangan, lutut, ujung kaki, dan dahi Anda menempel di lantai secara bersamaan.

Posisi kepala yang lebih rendah dari jantung membuat gerakan salat ini bermanfaat untuk meningkatkan aliran darah menuju otak.

Hal ini bermanfaat untuk mengurangi risiko sakit kepala, tekanan darah tinggi, dan perdarahan otak.

4. Memperlancar sistem pencernaan

Gerakan bangun dari rukuk (iktidal) dan duduk di antara dua sujud melibatkan perut dan organ pencernaan lainnya dalam tubuh.

Ketika melakukan gerakan ini, organ pada sistem pencernaan Anda akan mengalami kontraksi dan relaksasi sehingga kerjanya menjadi lebih lancar.

Postur ini juga mampu menyingkirkan sejumlah gangguan pencernaan, seperti sakit perut dan sembelit, serta meningkatkan sirkulasi darah dalam tubuh.

5. Merelaksasi otot leher dan kepala

Meski terlihat sederhana, ternyata manfaat gerakan salam bagi kesehatan juga membantu meningkatkan jangkauan gerak leher sambil meregangkan otot trapezius.

Saat melakukan salam pada akhir rakaat salat, otot pada bagian sekitar leher dan kepala akan lebih rileks sehingga menyempurnakan aliran darah ke kepala.

Alhasil, gerakan salat ini bisa menghilangkan sakit kepala pada orang yang mengalaminya.

Gerakan salat juga bermanfaat bagi kesehatan mental

Kegiatan beribadah juga memberikan manfaat bagi kesehatan mental. Hal ini dipaparkan Harold Koenig, MD, profesor kedokteran dan psikiatri dari Duke University School of Medicine, AS, seperti dikutip dari WebMD.

Profesor dan penulis Handbook of Religion and Health ini menjelaskan bahwa ada sekitar 1.200 studi baru yang membuktikan berbagai manfaat ibadah bagi kesehatan.

Faktanya, orang-orang yang rajin beribadah juga lebih jarang sakit berdasarkan hasil terpisah dalam sejumlah penelitian. Berikut merupakan beberapa hasilnya.

– Orang yang jarang beribadah akan menghabiskan waktu rata-rata tiga kali lebih lama saat dirawat di rumah sakit daripada orang yang rajin beribadah.

– Pasien gangguan jantung 14 kali lebih mungkin meninggal setelah operasi bila mereka tidak menganut agama tertentu.

– Orang tua lanjut usia yang jarang atau tidak beribadah dua kali lebih berisiko terkena stroke dibandingkan yang rajin beribadah.

– Orang-orang yang religius memiliki tingkat kematian 40% lebih rendah akibat penyakit kardiovaskular dan kanker.

Koening juga mengatakan, orang yang religius lebih jarang mengalami depresi. Ketika mengalami depresi, mereka juga bisa sembuh lebih cepat sehingga tidak berdampak bagi kesehatan fisik dan kualitas hidupnya.

Tentunya, manfaat salat bagi kesehatan tidak dapat Anda rasakan secara instan. Gerakan salat juga harus dipraktikkan dengan benar dan khusyuk untuk merasakan manfaatnya.

Di samping rutin beribadah, Anda juga perlu mengimbanginya dengan pola hidup sehat, seperti mengatur pola makan, olahraga teratur, dan cukup istirahat. Dengan begitu hidup akan jauh lebih tenang, serta tentunya lebih sehat secara lahir dan batin. (mut/yak)

MUIpendeta gilbertPendeta Gilbert Lumoindongviral pendeta