INDONESIAONLINE – Pidato politik Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri terkait putusan Mahkamah Konstitusi (MK) memancing pernyataan dari pengamat dan pakar.

Megawati menyampaikan, putusan Majelis Kehormatan MK telah memberikan cahaya terang di tengah kegelapan demokrasi. Kedua, rekayasa hukum tidak boleh terjadi lagi.

Agung Baskoro Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis menilai pidato Megawati menegaskan adanya perpecahan suara di internal PDIP.

“Karena sampai hari ini Pak Jokowi kader PDIP. Jadi pidato yang tadi disampaikan oleh Ibu Mega itu menegaskan bahwa perpecahan dan keterbelahan suara di partai itu memang terjadi adanya,” ucap Agung.

Agung mengatakan pidato Megawati menyiratkan harapan agar kader-kader PDIP makin solid untuk memenangkan pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD di Pilpres 2024. Selain itu, juga untuk menyadarkan publik bahwa kondisi politik tanah air saat ini sedang tidak baik-baik saja.

Namun, menurut dia, Megawati tak selayaknya mengomentari kondisi politik terkini lantaran PDIP masih berada di kabinet pemerintahan Jokowi.

Baca Juga  Video Megawati Hempaskan Tangan Jokowi Hasil Editing

“Kalau kita ngomong dia sekarang sedang dizalimi, dizalimi seperti apa, karena sampai hari ini masih di dalam kabinet. Menterinya terbanyak malah,” ujar Agung.

“Kalau mau konsisten ya, justru enggak bermain dua kaki. Tapi kan masih bermain dua kaki, masih memanfaatkan kekuasaan juga. Kalau mau konsisten, dia keluar dari kabinet,” imbuhnya.

Agung menyebut sikap PDIP yang hingga saat ini belum bisa move on dengan realitas bahwa Gibran jadi cawapres Prabowo malah bisa menaikkan elektabilitas pasangan tersebut dan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar.

Terpisah, Asrinaldi pengamat politik Universitas Andalas mengamini pernyataan itu. Dia berpendapat pidato Megawati merefleksikan hubungan antara PDIP dengan Jokowi.

Menurut dia, Megawati bermaksud mengungkap bagaimana upaya Jokowi ingin menempatkan Gibran sebagai cawapres melalui putusan MK.

Baca Juga  Aria Bima Ketar-Ketir: Suara Pilpres Anjlok, Pileg Meroket

“Karena Pak Jokowi juga ingin mengusung anaknya sebagai calon wakil presiden. Itu bagian dari awal bagaimana Bu Mega mencoba mengungkap itu,” katanya.

Asrinaldi pun menyebut pernyataan Megawati soal dugaan adanya sejumlah manipulasi hukum yang telah terjadi ditujukan kepada Jokowi. Sebab, Jokowi masih memiliki akses dan kendali pada kekuasaan saat Pemilu 2024 berlangsung.

Menurutnya, posisi Jokowi yang sangat kuat sebagai kepala pemerintahan menimbulkan kekhawatiran dari banyak pihak.

“Apalagi sekarang Gibran sebagai anak kandung beliau juga mendampingi Pak Prabowo tentu bagaimanapun itu menjadi kekhawatiran publik,” ucapnya.

Agung juga menyebut Megawati ingin meneduhkan suasana internal PDIP yang saat ini tengah bergejolak. Menurutnya, pesan Mega masih terdengar umum.

“Jadi saya melihat masih dalam konteks beliau sebagai seorang negarawan. Pesan-pesan generalis, netral untuk meneduhkan suasana kebatinan di internal partai yang sebenarnya bergejolak,” imbuhnya.