INDONESIAONLINE – Niat ratusan warga Palestina untuk melakukan salat pada bulan suci Ramadan di Baitul Maqdis terhalang blokade polisi Israel. Karena perlakuan polisi Israel tersebut,  kata kunci “Baitul Maqdis” menjadi trending di X.

Untuk diketahui, Baitul Maqdis terletak di wilayah Palestina yang di dalamnya mencakup bangunan Masjidil Aqsa. Kota ini dikenal sebagai kota suci bagi tiga agama, yaitu Islam, Kristen, dan Yahudi  sehingga turut memiliki arti penting bagi umat Islam.

Tak hanya memblokade, polisi Israel juga menghalangi warga memasuki Masjid Al-Aqsa di Kota Tua Yerusalem Timur. Bahkan polisi Israel juga memukuli warga yang hendak melaksanakan salat tarawih.

Melansir laporan Anadolu Agency, Rabu, (13/3), tentara Israel melarang warga Palestina memasuki halaman Masjid Al-Aqsa di Kota Tua Yerusalem Timur yang diduduki. Polisi Isreal juga memukuli banyak warga Palestina.

Baca Juga  Sosok Salwan Momika, Pembakar Al Quran di Swedia

Berdasarkan keterangan saksi mata, polisi Israel hanya memperbolehkan perempuan dan laki-laki berusia di atas 40 tahun untuk masuk.

Saksi mata mengatakan, banyak warga Palestina yang datang untuk menunaikan tarawih berkumpul di gerbang Haram al-Sharif.

Dilansir dari New Arab, jemaah yang tidak dapat masuk ke Masjid Al-Aqsa karena dilarang polisi Israel, hanya dapat melaksanakan shalat di luar masjid. Larangan ini pun menuai kecaman dari Menteri Luar Negeri Yordania Ayman Safadi.

Secara tegas, Safadi memperingatkan Israel bahwa pembatasan yang diberlakukan oleh Israel terhadap akses jamaah ke Masjid Al-Aqsa mendorong situasi semakin panas.

Peringatan tersebut dilontarkan Safadi lantaran Yordania memiliki hak atas situs-situs suci di Yerusalem, termasuk Masjid Al-Aqsa.

Ia menegaskan, negaranya menolak langkah Israel yang mengumumkan untuk membatasi akses ke tempat suci tersebut selama bulan Ramadhan.

Baca Juga  Klaim Israel: RSI Indonesia di Gaza Tempat Persembunyian Hamas

Safadi juga menyebutkan, pembatasan beribadah di Masjid Al-Aqsa merupakan serangan terhadap kebebasan beribadah.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengambil tanggung jawab atas keputusan yang mengizinkan ekstremis Yahudi menyerbu Masjid Al-Aqsa selama Ramadan, demikian laporan stasiun televisi negara Israel, KAN.

Netanyahu bersama dinas keamanan dalam negeri Israel Shin Bet dan tentara sebelumnya telah menyerukan tindakan larangan ibadah selama Ramadan.

Namun, pemerintah Israel, dalam pernyataannya pada 5 Maret mengklaim bahwa kebijakan Netanyahu itu bertentangan dengan permintaan mitra koalisi sayap kanan. Di mana koalisi sayap kanan meminta Israel tidak membatasi ibadah bagi warga Palestina di Masjid Al-Aqsa selama Ramadan.

Palestina menekankan bahwa Yerusalem Timur adalah ibu kota negara Palestina yang merdeka. Namun Israel berupaya mengubah identitasnya dengan melakukan Yahudisasi terhadap Yerusalem Timur, termasuk Masjid Al-Aqsa.(bin/hel)