Puluhan siswa SMPN 1 Boyolangu Tulungagung keracunan massal usai santap program Makan Bergizi Gratis. Dinkes selidiki penyebab, empat siswa dirujuk ke rumah sakit.
INDONESIAONLINE – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digadang-gadang sebagai penunjang kesehatan siswa, kini menyisakan pertanyaan besar di SMPN 1 Boyolangu, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur. Pada Senin (13/10/2025) siang, puluhan siswa mendadak mengeluhkan mual dan pusing usai menyantap hidangan yang disediakan melalui program tersebut, memicu kekhawatiran massal di tengah masyarakat.
Insiden ini mulai terkuak setelah jam pelajaran berakhir. Secara bertahap, siswa-siswa mulai merasakan gejala tidak nyaman, yang kemudian berujung pada penanganan medis darurat. Hingga Senin malam pukul 18.30 WIB, tercatat 62 siswa telah menjalani pemeriksaan intensif di Puskesmas Boyolangu, didampingi orang tua dan guru yang cemas.
Keluhan seragam: mual, pusing, dan lemas, mengarahkan dugaan kuat pada santapan siang dari program MBG.
Kondisi Membaik, Empat Siswa Dirujuk
Plt. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung, Anna Sapti Saripah, dalam keterangannya mengungkapkan bahwa mayoritas siswa yang terdampak telah diizinkan pulang setelah mendapatkan perawatan ringan.
“Sebagian besar sudah diperbolehkan pulang setelah mendapat perawatan ringan,” jelas Anna.
Namun, empat siswa dengan gejala lebih parah, khususnya dehidrasi, terpaksa dirujuk ke rumah sakit untuk penanganan lebih lanjut.
“Empat siswa mengalami dehidrasi ringan dan harus dibawa ke rumah sakit, namun kondisi seluruh korban berangsur membaik,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Anna memastikan bahwa keempat siswa yang dirawat di RSUD dr. Karneni berada dalam kondisi stabil. Pernyataan ini disampaikan usai rapat koordinasi penting bersama Bupati Tulungagung Gatut Sunu Wibowo dan seluruh pemangku kepentingan terkait di Pendopo Kongas Arum Kusumaning Bongso, menegaskan keseriusan pemerintah daerah dalam menangani kasus ini.
Tim medis dari Puskesmas Boyolangu tetap siaga, memantau perkembangan kondisi siswa lain yang sempat dirawat. Pihak sekolah juga diinstruksikan untuk terus berkoordinasi dengan petugas kesehatan, mengantisipasi kemungkinan munculnya gejala susulan pasca-siswa kembali ke rumah.
Penyelidikan Menuju Sumber Makanan
Menyikapi urgensi kejadian ini, Dinas Kesehatan Tulungagung tidak membuang waktu. Bersama aparat kepolisian, tim gabungan segera bergerak mendatangi Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Yayasan Gusti Maringi Mukti di Desa Tanggung, Kecamatan Campurdarat. Yayasan inilah yang merupakan pemasok makanan program MBG bagi SMPN 1 Boyolangu.
Di lokasi, petugas melakukan pemeriksaan menyeluruh. Sejumlah sampel kritis seperti makanan olahan, air masak, dan bahkan bahan tambahan segar seperti tomat, diambil untuk diuji di laboratorium guna mencari jejak patogen atau kontaminan. Tak hanya itu, sampel muntahan siswa yang menjadi bukti langsung insiden juga diamankan sebagai bagian integral dari proses penyelidikan.
Anna menjelaskan, seluruh sampel telah dikirim ke laboratorium untuk pemeriksaan mendalam. “Hasil uji laboratorium akan disampaikan setelah semua sampel selesai diperiksa,” janjinya.
Sebagai langkah antisipatif, seluruh puskesmas di sekitar Boyolangu telah diinstruksikan untuk bersiaga penuh, siap memberikan bantuan jika ada korban tambahan yang baru menunjukkan gejala setelah tiba di rumah.
Meskipun jumlah siswa yang terdampak cukup signifikan, kabar baiknya, kondisi para korban dilaporkan berangsur membaik. Pemerintah daerah saat ini fokus pada upaya penanganan korban dan, yang tak kalah penting, mencegah agar insiden serupa tidak terulang di kemudian hari.
Kasus ini menjadi alarm keras akan pentingnya pengawasan ketat terhadap standar keamanan pangan dalam program-program gizi yang melibatkan anak-anak sekolah. Publik menanti transparansi dan akuntabilitas penuh dari hasil penyelidikan ini (ar/dnv).