INDONESIAONLINE – Hari Raya Imlek jatuh pada hari ini Selasa (1/2/20222). Berbagai tradisi unik dilakukan di beberapa negara untuk merayakan Hari Raya China ini.
Salah satu negara yang punya tradisi khusus yaitu warga di Korea Utara. Mereka memiliki tradisi khusus dan unik untuk merayakan Imlek.
Dilansir melalui laman Korean Herald, di tengah cuaca yang dingin, warga Korut ternyata memulai perayaan Imlek dengan menunjukkan rasa hormat mereka pada keluarga Kim Jong-un, pemimpin negara tersebut. Mereka menaruh bunga dan memberikan penghormatan pada patung ataupun potret pemimpin Korut sebelumnya yakni Kim Il-sung dan Kim Jong-il.
Warga Pyongyang selalu mengunjungi Istana Matahari Kumsusan, di mana tubuh Kim Il-sung dan Kim Jong-il disemayamkan. Mereka kemudian mendaki bukit Mansu untuk membungkuk ke patung perunggu raksasa para pemimpin sebelumnya itu.
Selanjutnya, masyarakat menyaksikan upacara leluhur, makan bersama keluarga, dan menyaksikan pertunjukkan seni yang memuat pesan pujian kepada Kim Jong-un dan partai berkuasa.
Selain itu, warga Korut juga memainkan permainan tradisional seperti menerbangkan layangan, top-spinning, jegichagi, dan permainan papan yunnori di Hari Raya Imlek ini.
Untuk diketahui, tidak ada mudik bagi sebagian besar warga Korut untuk mengunjungi keluarga mereka. Warga di sana harus memiliki izin perjalanan jika mereka ingin keluar dari tempat tinggalnya.
Tak cuma itu, pembatasan pergerakan warga Korut saat ini juga semakin diperketat demi mencegah dan mengendalikan penyebaran virus Covid-19. Sementara, Kim Jong-un dan para pembantunya juga turut menyaksikan konser yang dipenuhi lagu dan aksi pemujaan terhadap Partai Buruh Korea dan pemimpin Korut.
Menurut laporan media lokal Korut KCNA, lagu “Kami Akan Pergi di Sepanjang Jalan Kesetiaan,” dan “Kami Akan Melakukan Perjalanan Satu Jalan Selamanya,” kerap ditunjukkan dalam aula konser.
“Penonton sekali lagi merasakan kebenaran bahwa negara dan rakyat kita memiliki masa depan yang cerah meski menghadapi kesulitan dan kesusahan di jalan kemajuan selama Sekretaris Jenderal (Kim Jong-un) memimpin partai,” demikian tulis KCNA dikutip dari Korea Herald.
Sedangkan, Kim Il-sung menilai Tahun Baru China ini sebagai sisa masyarakat feodal. Sejak Perang Korea terjadi di 1953, tradisi hari raya ini menghilang dari Korut.
Namun, pemimpin Korut Kim Jong-il mengembalikan Tahun Baru Imlek sebagai bagian dari kampanye ‘Semangat Pertama Bangsa Korea.’ Rezim Kim Jong-iI lantas menekankan pentingnya Tahun Baru Imlek sebagai hari libur tradisional untuk mewarisi tradisi nasional.
Menurut Kementerian Unifikasi Korsel, kalender tahun ini menunjukkan Korut telah memberikan 1 hari raya publik untuk merayakan Imlek. Warga pun diizinkan libur pada hari ini, namun mereka harus melakukan kerja tambahan di akhir pekan.
Meski demikian, masyarakat Korut akan berpartisipasi di perayaan Imlek tahun ini, mengingat rezim Kim Jong-un memberikan makanan dan keperluan sehari-hari di hari libur nasional.
Desi Kris