INDONESIAONLINE – Seorang juragan beras repacking di Malang, Jawa Timur, Enik Heriyanti (EH), harus berurusan dengan polisi setelah kedapatan melakukan tindak pidana perlindungan konsumen dan pangan. EH meraup untung hingga Rp 45 juta dalam kurun waktu lima bulan dengan modus mengemas ulang beras Bulog program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) ke kemasan beras premium.

Kasus ini terungkap setelah Tim Satgas Pangan Polres Malang yang dipimpin Kasatreskrim Polres Malang AKP Gandha Syah Hidayat menggerebek gudang beras milik EH di Desa Kidal, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang pada Jumat (15/3/2024) malam. Saat digerebek, EH tertangkap tangan sedang melakukan repacking beras.

EH mengaku menjalankan bisnis repacking beras Bulog program SPHP sejak Oktober 2023. Beras Bulog kemasan 50 kilogram yang dibelinya seharga Rp 690 ribu – Rp 640 ribu per karung, dikemas ulang ke dalam kemasan beras premium ukuran 25 kilogram dan 5 kilogram.

Baca Juga  Viral Pria tanpa Baju Mandi Beras di Gudang Bulog

Beras repacking tersebut kemudian dijualnya secara online melalui marketplace di aplikasi Facebook dengan harga Rp 70 ribu per 5 kilogram dan Rp 350 ribu per 25 kilogram.

Akibat perbuatannya, EH terancam dengan pasal berlapis. Yakni Pasal 62 ayat 1 Juncto Pasal 8 Undang-undang Nomor 8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen, Pasal 144 Undang-undang Nomor 18 tahun 2012 tentang pangan, dan Pasal 143 Undang-undang Nomor 18 tahun 2012 tentang pangan. EH terancam hukuman maksimal 5 tahun penjara dan denda maksimal Rp 6 miliar.

Wakapolres Malang Kompol Imam Mustolih mengatakan, EH nekat melakukan repacking beras Bulog program SPHP karena tergiur keuntungan yang lebih besar. Beras Bulog program SPHP merupakan beras bersubsidi pemerintah dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp 10.900 per kilogram. Namun oleh EH, beras tersebut dijual dengan harga sekitar Rp 14 ribu per kilogram.

“Selain itu, beras Bulog kemasan 50 kilogram program SPHP secara aturan juga harus dijual curah. Sehingga tidak boleh dilakukan repacking atau dikemas ulang,” tegas Imam.

Baca Juga  Tunggu Pelanggan, Pengedar Sabu Asal Trenggalek Ditangkap Polisi Tulungagung

Kasus ini menjadi contoh bagi para pedagang beras agar tidak melakukan pelanggaran serupa. Petugas kepolisian akan terus melakukan pengawasan dan penindakan terhadap pelanggaran yang terjadi di bidang pangan.

Imam menjelaskan juga kronologi kejadian tersebut. Menurutnya, Oktober 2023 EH mulai menjalankan bisnis repacking beras Bulog program SPHP.

“Pada Januari 2024 EH mulai melihat peluang untuk mendapatkan keuntungan lebih besar dengan melakukan repacking beras,” ujarnya.

Februari 2024 EH membeli beras Bulog program SPHP secara online dan dari seorang laki-laki. Maret 2024 akhirnya EH tertangkap tangan sedang melakukan repacking beras oleh Tim Satgas Pangan Polres Malang.

“Dari hasil tangkap tangan didapatkan beras Bulog program SPHP kemasan 50 kilogram, beras repacking ukuran 25 kilogram dan 5 kilogram, dan alat dan bahan pengemasan,” pungkas Imam (al/dnv).