INDONESIAONLINE – Lewat riset kepemimpinan, Wakil Rektor Bidang Administrasi, Umum, Perencanaan, dan Keuangan (AUPK) UIN Maliki Malang Prof Dr Ilfi Nur Diana MSi jadi guru besar Bidang Ilmu Manajemen Sumber Daya Manusia.

Riset kepimpinan berjudul “Kepemimpinan Islami; Paradigma Baru Dalam  Menghadapi Era Disrupsi” dilakukan Prof Ilfi sejak 2010. Judul tersebut, ucap Prof Ilfi dalam orasi ilmiahnya berupaya menemukan sebuah konsep baru dalam bidang manajemen sumber daya manusia khususnya kepemimpinan.

“Saya ingin menemukan paradigma baru, karena teori yang ada terus berkembang. Sehingga di masa disrupsi, di sinilah Islam harus hadir. Saya sebagai muslim, menjalankan ajarannya, maka saya harus menyampaikan itu ke dunia,” ucapnya.

Rasulullah SAW dengan uswatun hasanahnya menjadi modeling yang luar biasa bagi umat. Beliau saat itu juga hidup di era disrupsi yang begitu luar biasa. Jika pada era kini mengalami disrupsi teknologi, pada saat masa Rasullullah mengalami era disrupsi sosial yang penuh dengan tantangan.

“Kami ingin menggali apa yang diajarkan Rasulullah SAW dan menggali pemikiran para intelektual dan ulama,” jelasnya.

Lebih lanjut, dari beberapa riset menunjukkan bahwa disrupsi tersebut dapat menjadi peluang sekaligus sebagai  tantangan yang dapat merubah peradaban ke arah yang lebih buruk sebagaimana hasil riset para ahli di berbagai belahan dunia.

Baca Juga  Ikut Rumuskan Piagam Semarang, Rektor UIN Malang: Kontribusi untuk Perdamaian Dunia

Salah satunya adalah Arnold Toynbee dalam bukunya; Study of History, the  growth of Civilization (Toynbee, 1987) menyatakan ” Religions will deplete as the modernization and secularization” bahwa agama akan menyusut seiring  hadirnya modernisasi dan sekularisasi.

Prediksi Toynbee ini menunjukan bahwa semakin modern, maka akan  semakin menurun tingkat keberagamaan dan meningkat pula anti Tuhan. Orang beragama tetapi tidak menjalankan ajarannya pun akan semakin banyak.

Trend ini sangat mengkhawatirkan, karena jika benar terjadi maka orang tidak akan lagi berpegang  teguh pada ajaran agamanya, tetapi pada nafsu dan  keserakahannya, dan akan terjadi moral hazard, fraud  atau perilaku tak bermoral yang luar biasa.

Maka dalam  kondisi seperti ini, diperlukan seorang pemimpin yang  dapat membawa organisasi atau masyarakatnya dengan  tetap berpegang teguh pada ajaran agama, sehingga  moral tetap terjaga untuk menjaga stabilitas organisasi  atau masyarakat.

Perkembangan teori kepemimpinan sesungguhnya adalah sebuah proses pencarian formulasi sistem kepemimpinan yang aktual dan tepat untuk diterapkan  sesuai situasi dan kondisi organisasi yang hidup pada  zamannya, termasuk saat ini yang sedang menghadapi  era disrupsi.

Berdasarkan pemaparan sebelumnya, Prof Ilfi mempunyai proposisi bahwa teori kepemimpinan modern  yang berkembang tidak cukup mewadahi untuk menangani  situasi yang dilanda krisis moral dan juga ada pada era  disrupsi seperti yang sedang terjadi saat ini.

Baca Juga  Jember Teacher Fest Diwajibkan: Biaya Pendaftaran Rp 200 Ribu

Konsep Al-Quran tentang kepemimpinan lebih luas, yang mana  tujuannya tidak semata-mata untuk kebaikan di dunia  tetapi juga kebaikan di akhirat. Spiritualitas religiusitas  akan dapat mempengaruhi sikap dan perilaku seseorang.  Artinya, Ketaatan terhadap Tuhan yang ditekankan dalam  proses kepemimpinan Islami akan berimplikasi pada sikap dan perilaku seorang pemimpin.

Dengan demikian dapat  disimpulkan bahwa jika dikaitkan dengan teori modern yang  telah berkembang yang menekankan aspek profesionalisme,  maka kepemimpinan Islami dalam menghadapi era disrupsi ini menekankan aspek spiritualitas, moralitas dan humanitas  di samping ketangkasan atau agility dan profesionalisme.

Islam memerintahkan untuk profesional dalam menjalankan  tugas. Begitu pun dengan spiritualitas dan moralitas,  humanitas yang dimaksud adalah yang berbasis keislaman  yang nilai-nilainya sesuai dengan Islam.

Sementara itu, atas gelar Guru Besar yang ia raih, pihaknya berharap dapat memberikan kebermanfaatan yang positif, utamanya dalam mendorong mewujudkan visi kampus menjadi perguruan tinggi unggul bereputasi internasional.

“Kampus mau internasional, maka saya berkewajiban untuk mengibarkan kampus UIN Malang di dunia dengan tulisan-tulisan saya. Saya akan terus konsisten untuk integrasi sains dan Islam,” pungkasnya (as/dnv).