Peristiwa

Rumah Bersejarah Pendiri Bentoel di Malang Diduga Akan Dibongkar

10

INDONESIAONLINE – Rumah lawas di Jalan Besar Ijen nomor 24, Kota Malang yang merupakan rumah pendiri Bentoel, Ong Hok Liong nampak dipagar seng/spandek mengelilingi halamannya. Hal ini memicu spekulasi dan kekhawatiran publik bahwa rumah bersejarah di kawasan Heritage tersebut akan dibongkar.

Pantauan di lapangan pada Kamis (24/5/2024) menunjukkan beberapa pekerja masih memasang pagar seng, namun pintu gerbang masih belum terpasang. Di dalam halaman, tidak terlihat aktivitas pembongkaran, namun beberapa orang terlihat mondar-mandir seperti memantau kondisi rumah.

Salah seorang pekerja, yang enggan menyebutkan namanya, mengaku tidak mengetahui alasan pemagaran tersebut. Ia juga tidak mengetahui penanggung jawab pekerjaan atau pihak yang dapat dimintai keterangan.

Penasaran dengan pemasangan seng di rumah bersejarah tersebut, wartawan mencoba meminta keterangan kepada Ketua Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kota Malang, Erlina Laksmiani Wahjutami.  Sayangnya, hingga berita dipublish erlina belum memberikan respon ketika dihubungi melalui pesan WhatsApp maupun sambungan telepon terkait dugaan pembongkaran ini.

Restu Respati, Presidium Sejarah Jatim, dalam rilisnya mengungkapkan kekhawatirannya bahwa rumah bersejarah di Idjen Boulevard ini akan dibongkar dan digantikan dengan bangunan baru. Ia menambahkan bahwa beberapa bulan lalu sudah terlihat penambahan bangunan baru di sisi timur dan selatan rumah induk.

Restu juga mempertanyakan peran dinas terkait yang membidangi kebudayaan, karena rumah ini mudah terlihat dan berada di lokasi strategis. Menurutnya, renovasi di kawasan Heritage harus mengantongi rekomendasi dari TACB Kota Malang untuk menjaga keaslian rumah-rumah bersejarah.

Jika pembongkaran ini benar terjadi, Restu menyayangkan hilangnya sebagian cerita perjalanan sejarah kretek di Kota Malang. Rumah ini memiliki nilai sejarah tinggi dan merupakan salah satu ikon Kota Malang.

Rumah ini dahulu dibeli oleh Ong Hok Liong dalam kondisi rusak akibat peristiwa Bumi Hangus Kota Malang. Ia diminta oleh pimpinan kota saat itu untuk membeli dan memperbaikinya. Setelah itu, rumah ini ditempati Ong Hok Liong sampai akhir hayatnya pada tahun 1967.

Rumah ini kemudian diwariskan kepada putri sulungnya, Mariani, dan menantunya, Sie Twan Tjing (Samsi), yang saat itu menjabat sebagai Wakil Direktur Utama di perusahaan Bentoel. Rumah tersebut sempat dijadikan Wisma Bentoel, kemudian berganti menjadi Galeri Batik Semar pada tahun 1990 karena istri Samsi menggeluti bisnis batik.

Pada tahun 2010, Galeri Batik Semar ditutup karena Mariani sering sakit-sakitan. Mariani kemudian meninggal dunia pada tahun 2011, dan rumah tersebut menjadi kosong. Putri Mariani dan Samsi menikah dengan warga Jepang dan menetap di Jepang, sehingga mereka tidak tinggal di rumah tersebut.

Rudy Ong Putra, putra bungsu Ong Hok Liong, juga tidak tinggal di rumah tersebut dan memilih menetap di Amerika Serikat hingga akhir hayatnya. Meskipun jarang dikunjungi, rumah tersebut masih nampak terawat.

Kasus ini menjadi sorotan publik dan menimbulkan pertanyaan tentang komitmen pemerintah dalam menjaga kelestarian cagar budaya. Diharapkan segera ada klarifikasi resmi dari pihak terkait mengenai rencana masa depan rumah bersejarah ini (as/dnv),

Exit mobile version