INDONESIAONLINE – Konflik Iran dan Israel terus memanas. Kedua negara saling meluncurkan serangan pada Senin pagi (23/6/2025).
Warga di Teheran, ibu kota Iran, mengaku mendengar ledakan besar. Sementara di Israel, sirene tanda bahaya berbunyi di beberapa kota.
Dilansir The New York Times, Senin (23/6/2025), militer Israel meluncurkan serangan ke sejumlah kota di Iran, termasuk Teheran dan Tabriz. Serangan ini dilakukan beberapa jam setelah Presiden AS, Donald Trump menyarankan kemungkinan pergantian pemerintahan di Iran.
Di saat yang sama, militer Israel menyebut pihaknya sedang menangkis serangan dari Iran. Situasi ini membuat suasana di Timur Tengah semakin panas.
Sehari sebelumnya, Amerika Serikat dan Israel bekerja sama menggempur tiga fasilitas nuklir Iran, yakni Fordo, Natanz, dan Isfahan. Bom dijatuhkan dari pesawat dan kapal selam sehingga menyebabkan kerusakan parah.
Meski begitu, pejabat militer AS belum bisa memastikan apakah Iran masih memiliki persediaan uranium untuk membuat senjata nuklir. Beberapa intelijen menduga Iran sudah memindahkan bahan dan peralatan nuklir dari lokasi-lokasi tersebut sebelum serangan.
Akibat serangan ini, konflik antara Iran dan Israel langsung menjadi trending hingga Senin (23/6/2025). Banyak warganet yang penasaran dengan perkembangan perang ini.
Lewat media sosial Truth Social, Trump menulis bahwa jika pemerintahan Iran sekarang tidak bisa “Membuat Iran Hebat Lagi”, maka kemungkinan pergantian rezim bisa saja terjadi. Ucapannya ini langsung memicu reaksi keras dari Iran.
Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi menyatakan negaranya akan mengambil “semua langkah” untuk melindungi rakyatnya. Tapi ia belum menyebut dengan jelas apakah Iran akan menyerang balik Amerika atau Israel.
Di PBB, Sekjen António Guterres meminta semua pihak menahan diri. Ia khawatir perang ini bisa berubah jadi aksi balas-membalas tanpa akhir.
Pihak AS juga melihat adanya gerakan dari kelompok milisi pro-Iran yang diduga siap menyerang pangkalan militer Amerika di Irak dan Suriah.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengucapkan terima kasih kepada Trump. Ia mengatakan Israel hampir berhasil mencapai tujuannya, menghilangkan ancaman nuklir dan rudal dari Iran.
Namun, Iran tidak tinggal diam. Duta Besar Iran untuk PBB menuduh Amerika telah berperang dengan alasan palsu. Ia menyebut AS telah “mengorbankan keamanannya sendiri” demi membantu Netanyahu.
Negara-negara lain pun bereaksi cepat. Beberapa sekutu AS meminta agar semua pihak menahan diri. Negara-negara Teluk juga khawatir akan adanya balasan dari Iran.
Sementara itu, harga minyak dunia ikut naik. Meski kenaikannya masih tergolong sedikit, tapi hal ini menunjukkan bahwa pasar mulai cemas dengan adanya kemungkinan perang yang lebih luas. (bn/hel)