INDONESIAONLINE– Sayur sumber gizi penting bagi tubuh. Setiap hari, kita dianjurkan mengonsumsi sayuran agar tubuh sehat.
Cara memasak sayuran pun dibuat sangat beragam . Tidak sedikit yang memasak sayuran dengan cara digoreng, ditumis atau direbus.
Namun, cara memasak sayur seperti ditumis, digoreng atau direbus bisa mengurangi kadar gizi yang ada di dalam sayuran tersebut kalau salah pengolahan. Bahkan sayur yang salah olah bisa mendatangkan penyakit.
Ahli kesehatan sekaligus YouTuber ternama dr Tirta Mandira Hudhi atau yang akrab disapa dr Tirta mengatakan, sayur yang dimasak melalui proses penggorengan akan mengurangi nutrisinya hingga meningkatkan kadar kolesterol jahat. “Ketika kamu pecinta suka sayur yang dimasak dengan cara digoreng, akan mengurangi angka nutrisinya ketimbang dengan sayur yang direbus. Sayur yang dimasak dengan cara digoreng akan meningkatkan LDL (kolestrol jahat),” katanya, dikutip dari channel YouTube pribadinya, dr Tirta Peng Peng, Senin (8/4).
Namun, bukan berarti sayuran goreng dilarang sepenuhnya. Dokter Tirta menyarankan agar tidak terlalu sering mengonsumsinya saja. Sebab, sayuran yang digoreng sebenarnya memiliki konsep yang sama dengan gorengan meskipun itu adalah sumber nutrisi yang kaya vitamin.
“Jadi, dari sini, nggak masalah Anda makan sayur goreng itu asalkan sekali-kali. Tapi yang jadi masalah, Anda menjadikan pandangan bahwa sayur goreng itu adalah sayur. Ya nggak, itu jadi kayak gorengan sifatnya,” ungkapnya.
Selain itu, sayur yang direbus pun jangan terlalu lama memasaknya agar tidak mengurangi kandungan nutrisinya. “Bahkan sayur yang direbus terlalu lama akan mengurangi juga angka nutrisinya,” jelasnya.
Sebagai solusi, dokter Tirta menganjurkan agar memasak sayur paling bagus yaitu setelah dibersihkan lalu direbus tidak terlalu lama.
Dokter Tirta mengungkap sayur mengandung tinggi serat. Serat tersebut berfungsi mengatur sistem pencernaan agar lebih stabil ketika buang air besar (BAB).
Oleh karena itu, dr Tirta menganjurkan sebaiknya penuhi asupan makan 4 sehat 5 sempurna yang terdiri dari makanan 4 sehat, yaitu nasi, lauk pauk, sayur-sayuran, dan buah-buahan, serta 5 sempurnanya adalah susu.
Pemenuhan asupan 4 sehat 5 sempurna itu karena umumnya tubuh manusia memerlukan protein dan masa otot. “Menganjurkan makan 4 sehat 5 sempurna, karena tubuh kita memerlukan protein serta masa otot dan kemampuan tubuh di angka 0,8 sampai 1,1 gram, dan harus mengimbangi makanan serat karena makanan serat bisa mencegah kanker usus besar, mencegah atau menurunkan terjadinya penyakit diabetes melitus tipe dua. Makanan serat juga mengandung anti-oksidan dan bisa melawan kanker atau sel kanker,” katanya.
Menurut dr Tirta, sekalipun orang yang hidup sehat namun ketika pola makannya salah, hal itu juga tidak bagus pada tubuh. Salah satu yang melancarkan pencernaan pada tubuh kita ialah serat.
Dokter Tirta mengatakan, tubuh manusia dewasa pada pria normal di bawah usia 50 tahun berdasarkan anjuran WHO yaitu di angka 30,8 gram per hari untuk serat. Sedangkan wanita di bawah 50 tahun yaitu 28 gram per hari.
Begitu pula dengan asupan buah-buahan. Dokter Tirta tidak menganjurkan buah dijus karena dapat mengurangi kandungan nutrisi serat pada buah tersebut.
Ia pun mengungkapkan beberapa sayuran yang kaya akan serat dan bagus untuk kesehatan. Sayur-sayuran tersebut berupa tomat, brokoli dan kangkung.
Meski sayur memiliki manfaat yang banyak untuk tubuh, termasuk menjaga organ pencernaan dan mencegah dari resitesnsi insulin, dr Tirta juga tidak menganjurkan mengonsumsi sayur secara berlebihan. Artinya, konsumsi makanan seimbang antara protein dan serat.
“Makan sayur berlebihan juga tidak bagus dikarenakan pencernaan menjadi lunak. Jadi, kita harus makan gizi yang seimbang antara protein dan serat. Mulailah stok sayur, daging dan buah buahan ketika kamu ingin bergizi dan seimbang. Berhenti memakan gorengan jika kamu ingin gizi yang seimbang,” pungkasnya. (mt/hel)