JATIMTIMES – Tak dipungkiri, masa pandemi Covid-19 sejak 2020 lalu memiliki dampak di berbagai sektor di Kota Malang. Angka kemiskinan di tahun 2021 meningkat, meski jumlah itu dinilai tak terlalu tinggi.

Di tahun 2020, jumlah penduduk miskin di Kota Malang tercatat sekitar 38,77 ribu orang (4,44 persen). Sedangkan, di tahun 2021 naik 0, 18 persen atau menjadi 40,62 ribu orang (4,62 persen).

“Angka kemiskinan di kita memang naik, tapi alhamdulillah tidak terlalu tinggi,” ujar Wali Kota Malang Sutiaji, Kamis (9/12/2021).

Ia menyebut, pihaknya dalam hal ini akan melakukan invertarisir pendataan berkaitan dengan warga miskin saat ini. Dengan begitu bisa terpetakan langkah yang akan dilakukan Pemkot Malang ke depannya untuk menanggulangi hal tersebut.

“Ini yang nanti akan kita garap, kita lihat, kita sasar by name by address. Penambahan 0,18 persen ini nanti apa langkah ke depannya,” jelasnya.

Beriringan dengan itu, tingkat pengangguran terbuka di Kota Malang juga mengalami peningkatan. Dimana, di tahun 2020 tercatat sebesar 9,61 persen, naik 0,04 persen atau menjadi 9,65 persen.

Hal ini pun juga terus menjadi prioritas Pemerintah Kota (Pemkot) Malang untuk terus berbenah. Berbagai langkah dilakukan, mulai dari memberikan fasilitasi pembinaan ataupun pendampingan bagi para industri ekonomi kreatif.

Baca Juga  Pengukuhan Pengurus Koni, Bupati Tulungagung Yakin Pengurus Baru Bisa Lahirkan Atlet Berprestasi

Pun, yang terbaru dengan menghadirkan aplikasi pencari kerja yang baru saja dirilis Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Malang, yaitu aplikasi Job Fair Active.

Di mana, melalui aplikasi tersebut, diharapkan mampu menekan angka pengangguran di Kota Malang dan untuk meningkatkan pemulihan ekonomi daerah.

“Itu (aplikasi Job Fair Active) salah satunya (menekan angka pengangguran), dan kita juga terus melihat nanti apa yang melatarbelakangi pengangguran ini. Pembinaan-pembinaan juga akan terus kita lakukan,” terangnya.

Dengan hadirnya aplikasi ini diharapkan bisa memberi peluang kerja yang lebih terbuka bagi masyarakat Kota Malang. Termasuk, memberikan peluang bagi siapa saja untuk menjadi entrepreneur.

kerja20948d9258f567c14.jpg

“Mau tidak mau kita harus beradaptasi dan mengembangkan diri. Ini merupakan terobosan kreatif. Saya ingin sistem ini bukan hanya mencari kerja, tapi juga membuka wawasan usaha dan memberi motivasi bagi calon enterpreneur,” tandasnya.

Sementara itu, Kepala Diskominfo Kota Malang, M Nur Widianto menambahkan, inovasi aplikasi Job Fair Active tersebut didesain dengan beragam keunggulan. Tidak hanya sebagai ruang pertemuan antara pencari kerja dan dunia usaha. Namun, di dalamnya juga menjadi data center ketenagakerjaan dan membagikan berbagai tips ketenagakerjaan yang dibangun dengan menggandeng ahli dari Fakultas Ilmu Komputer Universitas Brawijaya.

Baca Juga  Deputi Kemenpan-RB Kunjungi Klinik Investasi Surabaya

“Di dalamnya terdapat keunggulan, sehingga aplikasi Job Fair Active ini akan mempermudah para pencari kerja dengan lebih leluasa dalam melakukan pencarian sesuai jobdesk yang diinginkan,” terangnya.

141221_upaya-pemkot-entas-kemiskinan.psd135566682beec84b.png

Sejumlah keunggulan aplilasi Job Fair Active Kota Malang di antaranya, ada asesmen soft skill untuk mengukur kompetensi pencari kerja, sistem yang bekerja selama 24 jam non stop hingga sistem efisiensi pelamar yang tak perlu mengirimkan lamaran satu per satu dan akan bekerja secara otomatis untuk mencari kandidat yang sesuai lowongan.

Dengan wadah ini, nantinya diharapkan perusahaan-perusahaan juga bisa menemukan calon pekerja tanpa pengumuman ataupun iklan. Pun demikian, bagi calon pekerja akan lebih mudah berkesempatan dalam mendapatkan informasi pekerjaan yang diinginkan.

“Nantinya perusahaan dapat mencari calon tenaga kerja tanpa mengumumkan lowongan pekerjaan serta tanpa iklan. Sementara bagi para pencari kerja dapat mencari kerja secara nonstop,” pungkasnya.



Arifina Cahyati Firdausi