Sejarah Latta: Pembuat Roti yang Dijadikan Berhala

INDONESIAONLINE – Sebelum Islam datang, masyarakat Arab Jahiliyah menyembah berhala. Salah satunya adalah Latta. Latta (Arab: اللات, al-Lāt) adalah berhala dewi yang disembah oleh bangsa Arab Jahiliyah dan dianggap sebagai salah satu anak Allah bersama dengan Manāt dan ‘Uzzá. Al-Lātta memiliki arti “Sang Dewi”.

Latta sendiri dari berbagai literatur, seperti yang disampaikan Syaikh Sholeh bin Fauzan Al-Fauzan adalah seorang lelaki yang shalih yang biasa mengadon tepung untuk memberi makan jama’ah haji.

Ketika dia meninggal, orang-orang pun membangun sebuah rumah di atas kuburannya, dan menutupinya dengan tirai-tirai. Akhirnya mereka menyembahnya sebagai sekutu selain Allah.

Riwayat lainnya menyebutkan adonan roti tersebut dibuat oleh seseorang yang berasal dari Tsaqif.

“Al Latta adalah patung putih yang berukir. Ia ditempatkan dalam sebuah rumah di Tha’if yang memiliki kelambu-kelambu dan juru kunci. Sekelilingnya terdapat halaman. Latta diagungkan oleh penduduk Tha’if”

“Dari Ibnu ‘Abbas Radhiallahu’anhuma, beliau menafsirkan makna ayat اللات والعزى bahwa Latta adalah seorang lelaki yang membuat adonan roti untuk para jemaah haji,” (HR. Bukhari 4859)

Baca Juga  Kisah Waliyullah Asal Madura yang Diremehkan Habib Gara-Gara Tak Fasih Bacaan Salat

Kemudian, saat orang itu meninggal, Amr kemudian berkata kepada kaum Quraisy bahwa sesungguhnya orang tersebut belum mati. Tetapi, orang tersebut masuk ke dalam batu.

“Sesungguhnya orang tersebut belum mati, akan tetapi ia masuk ke dalam batu. Kemudian ia memerintahkan mereka untuk menyembahnya, dan membangun rumah di atas batu itu. Dinamakan Laatta… Ketika orang itu mati, dinamakan batu tersebut dengan Laat dengan ta’ yang ringan. Dan dijadikan sebagai berhala yang disembah”.

Ibnu al-Kalbi mengatakan dan dinukil oleh Imam Ibnul Qoyyim, “Kemudian orang-orang musyrik meletakkan Laata di Thaif. Dan ia lebih baru dibandingkan Manat. Bentuknya adalah batu persegi. Juru kuncinya berasal dari Tsaqif. Orang-orang musyrik membangun rumah di atasnya. Orang-orang Quraisy dan seluruh masyarakat Arab mengagungkan berhala tersebut. Dengannya orang-orang Arab menamakan Zaid al-Laata, dan Taim al-Laata. Berada di menara Masjid Thaif sebelah kiri pada saat sekarang. Senantiasa seperti itu sampai Suku Tsaqif memeluk Islam. Maka Rasulullah SAW mengutus al-Mughirah bin Syu’bah, kemudian dihancurkan lalu di bakar”.

Baca Juga  Zamharir, Neraka yang Dinginnya Dahsyat hingga Membuat Kulit Manusia Mengelupas

Ditegaskan Abu Bakar Zakaria, bahwa Amr bin Luhai merupakan orang yang menyuruh masyarakat Arab untuk menyembah Latta.
Rasulullah SAW yang mengetahui hal tersebut tentunya tak tinggal diam. Untuk itu, beliau memerintahkan salah seorang sahabat, yakni al-Mughiroh bin Syu’bah ra, untuk menghancurkan berhala tersebut.

Allah SWT juga sempat menyinggung nama Latta dalam Al-Quran Surat An Najm ayat 19-23.

“Maka apakah patut kamu (hai orang-orang musyrik) menganggap Al Latta dan Al Uzza. dan Manat yang ketiga, yang paling terkemudian (sebagai anak perempuan Allah)? Apakah (patut) untuk kamu (anak) laki-laki dan untuk Allah (anak) perempuan? Yang demikian itu tentulah suatu pembagian yang tidak adil. Itu tidak lain hanyalah nama-nama yang kamu dan bapak-bapak kamu mengada-adakannya; Allah tidak menurunkan suatu keterangan pun untuk (menyembah) nya. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti sangkaan-sangkaan, dan apa yang diingini oleh hawa nafsu mereka, dan sesungguhnya telah datang petunjuk kepada mereka dari Tuhan mereka”. (as/dnv).