INDONESIAONLINE – Peta politik menuju 2024 terus berubah dalam sepekan ini. Partai politik dan para jago yang diusungnya terus melakukan berbagai manuver. Tak hanya itu, para politisi, pemerhati, lembaga survei juga ikut dalam memberikan warna warni panasnya politik menuju 2024.

Sepekan, peta politik pun diwarnai berbagai peristiwa yang cukup menggemparkan masyarakat. Indonesiaonline.co.id telah merangkum berbagai peristiwa dalam sepekan di jagad politik Indonesia.

1. Gerilya Sandiaga Uno

Sandiaga Uno Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Persatuan Pembangunan (PPP)  angkat suara terkait wacana paket capres dan cawapres Ganjar-Anies di Pilpres 2024.

Sandi mengajak Partai Demokrat dan PKS untuk bekerjasama dalam mengusung capres dan cawapres Pemilu 2024 jika wacana itu diwujudkan.

“Saya akan mengusulkan ke Pak Mardiono jika akhirnya yang dipilih itu Ganjar-Anies. Kita mengajak mas AHY dan Demokrat juga PKS untuk berjuang bersama,” ucap Sandi di Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (23/8/2023).

Pernyataan Sandiaga ini memantik respon lainnya. Jubir Partai Demokrat Herzaky Mahendra menanyakan, ajakan yang dimaksud untuk membentuk poros baru atau mendukung Ganjar-Anies.

“Mas Sandi mau gaet Demokrat dan PKS ini, sebenarnya mau mengajak dukung Ganjar-Anies atau bentuk Koalisi baru?” Kata Herzaky dilansir cnnindonesa, Kamis (24/8/2023).

Lain dengan Jubir PKS Ahmad Mabruri. Dirinya langsung menolak ajakan Sandi dan enggan berspekulasi soal sikap partainya jika Anies dipasangkan dengan Ganjar. “Kita akan menolak,” ucapnya.

Baca Juga  Ratusan Pegiat Budaya di Lamongan Deklarasi Cak Imin Capres 2024

Ajakan Sandiaga juga bisa ditafsirkan, bila tiga parpol (Demokrat, PKS, PPP) ini bergabung/berkoalisi, maka bisa mendaftarkan capres-cawapresnya sendiri di Pilpres 2024.

2. Wacana Duet Ganjar-Anies

Ketua DPP PDIP Said Abdullah melempar wacana duet Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan dalam satu koalisi. Said membayangkan Ganjar dan Anies akan menjadi kekuatan dan memimpin Indonesia sebagai dua tokoh yang muda serta cerdas.

“Jika keduanya bisa bergabung menjadi satu kekuatan, tentu akan makin bagus buat masa depan kepemimpinan nasional kita ke depan. Sama-sama masih muda, cerdas, dan enerjik,” ujar Said lewat keterangannya, Senin (21/8/2023) lalu.

Sontak saja wacana itu menghebohkan dan jadi bahan perbincangan di mana-mana. Tak terkecuali Ganjar sebagai bakal capres dari PDIP dan Anies sendiri.

“Kalau ide kan bebas, namanya demokrasi. Ya sah-sah saja. Dan kita mesti berdialog dengan siapa pun biar adem,” ucap Ganjar di Balai Kota Solo, Selasa (24/8/2023) lalu.

Sementara Anies justru menawarkan parpol lain bergabung terlebih dulu dengan KPP jika ingin membahas pasangan calon. Ia membuka peluang menerima parpol mana saja yang berminat untuk bergabung ke koalisi pengusungnya tersebut.

3. Budiman Dipecat PDIP

Kabar lain yang jadi perhatian publik sepekan ini adalah pemecatan Budiman Sudjatmiko oleh PDIP.

Pemecatan dilakukan PDIP sebagai buntut dukungan dan deklarasi Budiman kepada Prabowo Subianto sebagai capres di Pilpres 2024, Jumat (18/8/2023) lalu di Semarang, Jawa Tengah. Budiman bahkan membentuk relawan Prabowo-Budiman (Prabu).

Baca Juga  Yenny Wahid Merapat ke Ganjar-Mahfud, Ini Kata Cak Imin

Budiman pun merespon santai pemecatan dirinya itu. Ia menegaskan dirinya belum akan bergabung ke partai mana pun usai dipecat saat banyak pintu parpol terbuka untuknya.

Ia mengaku saat ini ia hanya akan melanjutkan dukungannya terhadap Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto di Pilpres 2024.

4. Safari Anies

Anies Baswedan bacapres yang diusung NasDem, PKS dan Demokrat melakukan konsolidasi khusus dengan ketiga pimpinan parpol pengusungnya.

Banyak penafsiran di masyarakat, safari Anies bagian dari upayanya memastikan tiket capres 2024. Hal ini dibantah Ketua DPP Partai NasDem Willy Aditya. Ia mengungkapkan pertemuan itu membahas soal perkembangan koalisi. Anies, kata Willy, juga melaporkan hasil kunjungannya ke beberapa daerah.

5. Pasukan PDIP

PDIP siap kerahkan pasukan dalam memenangkan pemilu 2024. Bambang Wuryanto alias Bambang Pacul Ketua DPP PDIP mengatakan, pasukan untuk memenangkan PDIP dan dibentuk atas perintah Megawati Soekarnoputri terbagi dalam empat kelompok.

Kategori pertama adalah kelompok Bintang 2 dan Bintang 3 berjumlah 907 orang. Masing-masing pasukan Bintang 2 dan Bintang 3 membawahi 25 orang.

Kelompok ketiga adalah pasukan Gorong-gorong. Bambang menyebut kelompok ini berkekuatan 39 ribu orang.

“Garda kedua kita punya pasukan Gorong-gorong 39 ribu untuk menjaga kekuatan tempur kita. Garda ketiga ada pasukan Burung Hantu berjumlah 800. Siap diterbangkan saat pemilu dimulai,” terangnya.