INDONESIAONLINE – Indonesia memiliki banyak pejuang saat menumpas para penjajah pada zaman dahulu. Tapi ada satu pemimpin berjenis kelamin perempuan yang gagah berani melawan penjajah. Perempuan ini bahkan berhasil membunuh pemimpin pasukan Belanda dalam duel satu lawan satu.

Pahlawan tersebut adalah seorang ketua pasukan janda (Inong Bale), yakni Laksamana Malahayati. Dia putri Laksamana Machmud Syah dari Kesultanan Aceh. Malahayati punya 2 ribu pasukan Inong Balee.

Inong Balee sendiri adalah perkumpulan para janda yang ditinggal mati suaminya karena berperang di masa penjajahan. Para janda itu ditinggal mati para suaminya setelah terjadi Pertempuran Teluk Haru kontra Portugis.

 Walau awalnya berintikan para wanita petarung janda dengan 100 kapal perang, pada perkembangannya tak sedikit pula para gadis yang bergabung di armada Inong Balee.

Sungguh heroik. Sebuah armada pasukan janda bisa menghantam kapal-kapal Belanda yang hendak bikin ulah dan cari keuntungan ekonomi sendiri di Sumatera, khususnya Aceh.

Baca Juga  Wilayah-Wilayah Paling Aneh di Dunia, Berani Jelajahi?

Dalam literatur bertajuk ‘Vrouwelijke Admiraal Malahayati’ karya penulis Belanda Marie van Zuchtelen, salah satu kisah yang jadi cerita utama dalam buku itu adalah ketika Laksamana Malahayati membunuh pemimpin pasukan Belanda Cornelis de Houtman pada 1599.

Awalnya pada 21 Juni 1599, datang armada dagang Belanda pimpinan Cornelis dan Frederijck de Houtman. Oleh sultan Aceh, mereka mulanya dianggap mitra dagang biasa. Tapi justru kemudian bikin ulah dengan memonopoli perdagangan hingga melakukan penghasutan. Itulah awal mula penjajahan Belanda di Indonesia.

Saidil al-Mukammil Alauddin Riayat Syah IV, sultan Aceh, berusaha mengusir mereka dengan memerintahkan Laksamana Malahayati melakukan upaya pengusiran dengan tegas.

Dalam sebuah pertempuran sengit pada 11 September 1599 itu, Cornelis de Houtman tewas di tangan Malahayati dalam pertarungan jarak dekat dan satu lawan satu di geladak kapalnya. Sementara adiknya, Frederijck de Houtman, tertawan. Sisa pasukan Belanda juga berusaha kabur karena kewalahan menghadapi pasukan Inong Bale.

Baca Juga  Kisah Sunan Kalijaga yang Jarang Didengar, Pernah Kutuk 99 Santri Jadi Kera karena Tidak Melakukan Hal Ini

Kegemilangan Laksamana Malahayati dan pasukannya terus abadi hingga kini. Namanya ahkan turut dijadikan nama salah satu kapal perang milik TNI AL, yakni KRI Malahayati 362. Kapal perang ini  jenis frigate berpeluru kendali yang dibeli TNI AL dari Belanda pada 1980.

Perjuangan Laksamana Malahayati melawan penjajah harus terhenti sekitar tahun 1606. Ia gugur saat bertempur melawan pasukan Portugis di perairan Selat Melaka. Jasad Malahayati dimakamkan di lereng Bukut Lamkuta, Banda Aceh.

Karena kegagahannya itu, Malahayati mendapatkan gelar pahlawan nasional pada 2017 silam. Gelar tersebut diberikan Presiden Joko Widodo (Jokowi).