INDONESIAONLINE – Di tengah gejolak pemberontakan PETA, sebuah momen bersejarah terjadi di Blitar. Bendera Merah Putih berkibar untuk pertama kalinya di sana. Sosok di balik berkibarnya Sang Saka ini adalah Shodanco Partohardjono.

Peran Shodanco Partohardjono walau tidak seheroik peristiwa 10 November 1945 di Surabaya, memiliki arti penting dalam perjuangan PETA dan menjadi simbol pertama kali bendera Indonesia berkibar di Kota Blitar sejak larangan pengibaran oleh penguasa Jepang.

Sayangnya, peran Shodanco Partohardjono belum mendapat pengakuan yang seharusnya. Bahkan, mungkin namanya tak begitu familiar dalam buku-buku sejarah atau pelajaran sejarah di sekolahan. Padahal, ia adalah sosok yang bertanggung jawab atas pengibaran bendera Merah Putih di lapangan depan markas Tentara PETA Blitar.

Baca Juga  Masjid Saka Tunggal, Masjid Tertua di Pulau Jawa
Foro Shodanco Partohardjono dan istri (blitar)

Perjuangan dan Pengorbanan

Partohardjono bersama istrinya Sukmi, dengan teliti mempersiapkan kain merah dan putih, yang dulunya adalah bekas kain penutup peti atau sarung bantal untuk dijadikan bendera.

Dengan hati-hati mereka menyimpannya agar tidak diketahui tentara Jepang. Mereka berhasil menyelundupkan bendera tersebut dan membawanya pada malam pemberontakan dan mengibarkannya.

Kini, tempat pengibaran bendera itu ditandai dengan sebuah monumen yang diberi nama Monumen Potlot. Monumen itu kini menjadi bagian dari Taman Makam Pahlawan Raden Wijaya, di Kota Blitar. Lokasinya persis di seberang monumen PETA Blitar.