INDONESIAONLINE – Insiden terbaliknya sebuah speedboat di Telaga Sarangan, Magetan, pada Kamis (29/5/2025), yang mengangkut tiga wisatawan dari Semarang dan Sorong, Papua, kembali memicu sorotan tajam terhadap standar keselamatan wisata air di destinasi unggulan Jawa Timur ini.
Beruntung, seluruh penumpang berhasil diselamatkan tanpa cedera, namun peristiwa ini mendorong Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Magetan untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap operasional perahu wisata.
Eka Radityo, Kepala Bidang Pengelolaan Pariwisata Disbudpar Magetan, mengakui bahwa meskipun telah ada peningkatan signifikan dalam aspek keamanan seperti kewajiban penggunaan pelampung dan pembatasan kapasitas empat penumpang per perahu, celah masih terbuka lebar, terutama pada keahlian pengemudi di lapangan.
“Pembinaan rutin memang kami lakukan kepada paguyuban perahu, namun kelayakan pengemudi kerap tidak sesuai standar di lapangan,” ujar Eka saat dikonfirmasi, Jumat (30/5/2025).
Tanpa Lisensi Resmi, Pengemudi Disanksi Adat
Fokus utama evaluasi kini mengarah pada belum adanya sertifikasi resmi pengemudi dari Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kementerian Perhubungan. Eka menegaskan bahwa pengemudi speedboat yang terlibat insiden tersebut tidak memiliki surat izin operasional, yang menurutnya setara dengan Surat Izin Mengemudi (SIM) bagi pengendara darat.
“Surat itu seharusnya menjadi syarat wajib bagi setiap pengemudi perahu. Pelaku insiden ini sendiri sudah dikenai sanksi dan tidak diperkenankan mengemudi lagi oleh paguyuban,” tegas Eka.
Insiden ini juga dilaporkan menyebabkan satu tas milik penumpang tenggelam, dengan tim Lakeguard Sarangan turun langsung membantu evakuasi dan pencarian barang.
Menyikapi celah ini, Disbudpar Magetan berkomitmen memperkuat sinergi dengan instansi terkait, termasuk KSOP dan aparat keamanan. Tujuannya adalah memastikan seluruh pengemudi perahu di Telaga Sarangan tersertifikasi dan menjalani pelatihan yang memadai.
Eka menekankan pentingnya menjaga keseimbangan antara pesona alam Telaga Sarangan sebagai ikon wisata Jawa Timur dan jaminan keselamatan pengunjung yang profesional serta berkelanjutan.
“Kami tidak ingin kejadian seperti ini terulang. Keselamatan adalah prioritas utama dan momentum ini harus kami manfaatkan untuk meningkatkan standar keamanan wisata air secara menyeluruh,” pungkasnya.
Insiden speedboat terbalik ini diharapkan menjadi titik balik untuk pengetatan aturan, standarisasi sertifikasi pengemudi, dan edukasi wisatawan, demi memastikan pengalaman berwisata di Telaga Sarangan benar-benar aman dan nyaman (bpn/dnv).